Jumat, 13 September 2013

Takan Lama

Sudah kuduga 'ini' takan bertahan lama, hanya selingan diwaktu yang lama. Semenjak kau mengutarakan isi hatimu padaku, aku sudah mengira ini tidak sungguh-sungguh. Kau hanya datang diwaktu yang tepat saja, bukan dihati yang tepat 'dulu'. Mungkin kepolosan ini yang membuatku menerimamu, aku yang terlalu bocah memercayai ucapan manismu. Bagaimanapun aku perna menerima kehadiranmu dengan cinta, memercayaimu dengan tulus. kau selalu pandai berkata-kata membius hati yang kosong. Meski saat ini semuanya nihil, tak akan bertahan lama.

Ternyata, kau masih mencintai orang lain setelah menepi dalam hidupku. Saat kutahu kisahmu itu, kau mengabaikanku begitu saja, membiarkaku membopong ucapan manismuyang tak berguna lagi. Kau tak pernah tahu betapa aku pernah mencintaimu. Haruskah aku memaki meneriakimu "penghianat" sedang hatiku masih mencintaimu. Aku berusaha tegar menahan perih luka hatiku. kau tahu? Aku masih dengan perasaan yang sama ketika kuntum cinta itu merekah akan kehadiranmu. Aku masih tetap mencintaimu seperti dulu tanpa berubah dan tergantikan. Aku tahu gadis itu begitu memesona hingga membuatm semakin cinta. Tapi kau telah menghancurkan separuh hati yang juga mencintaimu (aku).

Aku hanya bisa menyibak air mata kekecewaan mendengar berita dan tuturmu. Kita belum berpisah sayang, masih dengan janji setiamu. Kuhara kau segera mengerti 'ini'. Kau mencintai seseorang dan melukai cinta orang lain. Aku tak butuh lagi janji manismu, bahkan aku sudah koyak memikul janji-janji palsumu yang tak satupun terwujud. Baiklah, mungkin aku yang harus memutuskan. Aku tak lagi menganggapmu seperti dulu. Mugkin perpisahan ini benar dan yang terbaik. Aku tak ingin kau sujud-sujud di depanku meminta maaf karena 'ini'. Sungguh aku telah memaafkanmu, hanya saja aku tak ingin mengulang kisah lamaku untuk kesekian kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar