Darinya aku belajar tentang memahami bagaimana cinta itu bersemi dan menghadapinya, kasih sayang yang tulus, kesetiaan yang murni, dan kebersamaan dalam ketiadaan. Teman… terimakasih telah mengajariku dengan ceritamu, terimakasih telah membuka fikiran dan mata hatiku. Saat ini memang sudah tak banyak yang bisa keperbuat dan kuperbaiki dari kisah cintaku tak ayal karena sudah kandas tergilas emosi dan tertinggal oleh waktu.
Meski dimatamu aku terlihat diam dan hanya tersenyum ataupun tertawa menertawakan kegilaanmu, tapi jauh dari itu semua, aku menyesapi semua kisah-kisah yang pernah kau alami dengan begitu mulus. Bukan aku tak bisa merespon, hanya saja aku sedang belajar dari pengalamanmu. Sejujurnya, aku iri dengan sikap keterbukaanmu, aku iri dengan kisah romantismu, terlebih aku iri dengan kesabaranmu. Mungkin aku tak bisa sesabar itu, tapi setidaknya aku bisa mencoba memulai.
Teman, sekali lagi aku ucapkan terima kasih telah mempercayakanku sebagai pendengar ceritamu. Aku tak menyesal apa lagi terbawa kesal, justru aku senang dan merasa damai. Aku tersadar dengan tingkahku yang begitu pencemburu dan tertutup, benar katamu ‘harusnya kita bebas, membiarkan kepercayaan itu mengalir begitu saja, seberapa kuat kita percaya, seberapa jauh ia berjalan. Kita hanya dua orang yang menjalin kasih tanpa ikatan yang sah, untuk apa memendam cemburu, dia belum tentu bersama kita akhirnya.’
Yaah… kau benar teman, masa-masa ini hanya sekedar kisah kasih dan belajar untuk menghargai kehadiran orang lain yang berbeda dari kita. Baiknya aku tak harus cemburu. Tapi bukannya cemburu itu pertanda bahwa kita cinta dan perduli? Tapi mengapa kamu bisa membiarkan hatimu tak jelas tanpa rasa selain cinta? Setulus apakah perasaanmu teman?
Akhirnya, aku yang harus berbenah dari masa kemarin. Akan ku legalkan semua rasa cemas dan cemburu entah untuk siapa pun. Tapi yang PASTI aku sadari, aku bukan siapa-siapa bagi siapapun orang lain kini. Aku hanya perempuan yang harus menempa ilmu dari pengalaman. Menyusuri lika-liku hidup yang tak pernah berhenti selain karena kuasa Tuhan. Tenang saja, aku sudah bisa menerima keadaanku saat ini dan masa lalu itu. Terima kasih teman…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar