akan selalu ada alasan mengapa pintu yang kau datangi tetap tertutup.
akan selalu ada alasan mengapa pintu yang kau datangi selalu tertutup.
sama halnya denganmu, yang selalu ada alasan mengapa mendatangi pintu yang tertutup.
Haruskah aku menjadi penasihatmu yang keras kepala perihal harapan dibalik pintu-pintu yang kau tuju? rasanya aku semakin bosan bila kuulang lagi kalimat lama "meski harap selalu ada, tapi bukan berarti kau pasrah begitu saja di satu titik yang sama". apa kau tidak bosan dengan ucapanku yang seolah menggurui? atau mungkin ucapanku kau anggap angin lalu? tapi mengapa kau masih meminta pendapat; lagi dan lagi, untuk apa?.
Rasanya semakin iba melihatmu yang terus bertingkah konyol seperti itu. Jika aku seekor gagak perkasa, sudah kubawa terbang dirimu serta hayalmu, ku ajak kau untuk menyusuri dunia, menembus awan, dan kau akan merasakan bagaimana angin membawamu kedalam dimensi semu. Tapi sayang aku tak bisa. Aku hanya seorang gadis kecil yang terus berjalan mengikutimu dari belakang yang diam-diam mengaharpkanmu untuk sekadar berpaling dari pintu-pintumu yang tertutup untuk kau singgahi.
Sampai kapan kau biarkan dirimu tergolek di ambang sana? jangan biarkan kaki kokohmu mematung tak berarti di satu pintu, jangan biarkan tangan kekarmu mencengkram gagang pintu yang sama sekali tak mengijinkan kau memasukinya, jangan biarkan hati lapangmu yang suci menjadi keruh karena gusar menanti harap yang tak mungkin bisa kau paksakan, jangan biarkan mata indahmu menjadi nanar karena lelah menanti terbukanya pintu itu. Jangan biarkan semua itu terjadi.
Tuhan tidak akan membiarkan hambanya terkatung-katung tanpa tujuan. kecuali ia yang berpaling dari Tuhannya. Aku yakin kau tak sebodoh kerbau yang mau saja dicocoki hidungnya lantas dipekerjakan dengan keras. dengarlah aku yang semakin lelah dan berbusa-busa ini. Nyatanya, yang kulakukan ini, sama bodohnya sepertimu yang terus menunggu di depan pintu yang tertutup untuk kau singgahi.
Andai saja kau mau mundur sejenak, tataplah mata gadis kecil ini, rengkuhlah tubuhnya dengan penuh kehangatan, genggamlah jemarinya, maka kau akan tahu alasan mengapa pintu yang kau singgahi tetap tertutup dan selalu tertutup. Tapi tak pernah sedikitpun kau mundur. betapa tegarnya dan meyakinkan sekali dirimu.
Bilaku pergi, kau cari. Bilaku menetap kau abaikan. Kau hanya menjadikanku tempat berkeluh kesah, seolah-olah tempat pembuangan akhir yang sewaktu-waktu bisa kau lempari dengan bergumpal-gumpal sampah tak guna. Yaah, bisa saja kau lakukan itu padaku, aku pun sama, menganggapmu kacung rumah tangga yang mau-maunya terhasut dan diatur oleh yang tak sepatuhnya mengaturmu,
Andai saja kau mundur sejenak, tataplah mata gadis kecil ini, rengkuhlah tubuhnya dengan penuh kehangatan, genggamlah jemarinya, maka kau akan tahu alasan mengapa pintu yang kau singgahi tetap tertutup dan selalu tertutup. "Akulah pemegang kunci pintu itu" tapi kau tak pernah menyadarinya. Kau menganggapku lemah dan terlalu kecil untuk memiliki pintu besar seperti itu. Bagaimana mungkin aku membukakan jalan untukmu memasukinya, jika kau masih bertingkah angkuh seperti itu. yaah, aku kecil, aku tak sepadan denganmu, mungkin kau akan terkejut bila tahu akulah pemilik pintu itu, dan mungkin kau akan diam terperangah seperti orang bodoh.
Aku merasakan jerih payahmu yang semakin membara, yang tak pernah lelah, dan terus mencari cara perihal kabar si meilik pintu itu. Aku merasakannya dengan penuh keharuan, kau sukses sekali membuatku bertingkah konyol seperti ini, aku yang kau buatnya cinta namu tak kuasa mengakui dan merasa tak sepadan, aku yang kau buatnya ingin terus bersisian namun tak pernah sanggunp kuketuk pintu hatimu, aku yang kau buatnya semakin rindu, tapi aku malu. Maaf, bukan aku tak pernah mengizinkan kehadiranmu. Bukan aku tak merasa seperti yang kau rasa; siapa bilang? bahakan aku bisa melebihi rasamu karena aku gadis kecil yang perasa. Hanya saja, aku terlalu mengharapkanmu dan aku takut mengecewakanmu bila kau tahu aku.
namun, jika Tuhan mengizinkan. Aku yakin akan ada keajaiban-keajaiban yang lebih indah dari sekadar penanti pintu dan pemegang kunci ini. :) kau tahu? Sabar adalah kunci terciptanya Cinta Sejati. Bila esok kau masih berada disini, pasti kubukakan tanpa ragu dan khawatir lagi.
akan selalu ada alasan mengapa pintu yang kau datangi tetap tertutup.
akan selalu ada alasan mengapa pintu yang kau datangi selalu tertutup.
sama halnya denganmu, yang selalu ada alasan mengapa mendatangi pintu yang tertutup.
akan selalu ada alasan mengapa pintu yang kau datangi selalu tertutup.
sama halnya denganmu, yang selalu ada alasan mengapa mendatangi pintu yang tertutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar