Hanya duduk diam dan menatap tembok kamar yang penuh dengan tempelan "planning". 'Kenapa harus duduk? Kapan aksinya?' Huft... suara itu, selalu saja menggerutu tiap kali aku diam. Menyadarkan, tapi, kenapa raga ini sulit sekali diajak bergerak. Rasa malas yang berkepanjangan kadang membuat jengkel, apa lagi...
Dengan segudang target dalam waktu singkat, apa aku sanggup menggarap semuanya dengan maksimal, dengan kondisi mood yang ga baik? Apa sanggup?
Kufikir menarik napas lebih dalam mampu menggugah minat dan menarik energi lebih banyak. Ternyata tidak, bahakan kantuk yang datang mengelayuti pelupuk mata.
Ini menyakitkat, memprihatinkan, meharukan. Kasihan sekali harapanmu nak, yang masih menggantung diatas dan belum bisa dipanen. Kasihan sekali.
Intensitas menatap layar gadget dan laptop lebih tinggi dari apapun. Itu buruk, perkara buruk!! Membiasakan untuk menjauhkannya mengapa begitu sulit.
Lalu apa aku bisa?
Malu sekali aku pada waktu, pada harap, pada Tuhan. Mencoba berproses nyatanya hanya sekadar wacana. Mencoba bangkit nyatanya hanya sesaat.
Aku sadar ini kesalahan kecil yang berdampak besar. Semoga... BISMILLAH... aku belum terlambat untuk bangkit dari sifat menyerah dan peratapku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar