Dia sudah berubah, menjadi lebih kuat, tegar, dan ikhlas.
Dia sudah bisa tersenyum, meski sedikit agak kaku dan tertahan. Bukan karena sungkan, tapi masih menyimpan tapak keraguan dalam benaknya.
Setidaknya dia sudah jauh lebih baik.
Luka batinnya membuat dia terus berfikir tentang masa depan, menyadarkannya dari sekedar sesal yang tak ada gunanya lagi.
Kini dia sedang berlari, lari menjemput yang tiba. Lihatlah balutan kepalnya yang menenangkan, lihatlah air matanya yang suci sangat menyejukkan. Siapapun pasti merindukan sosoknya.
Tak butuh jarak yang panjang untuknya berlari, tak butuh waktu lama untuk menanti, karena yang tiba telah hadir didepan matanya. Dia begitu tenang menghadapinya, lihatlah, langitpun menandakan keharuannya, semua bertasbis akan ketegarannya.
Kau ingat siapa dia? Sudahlah, tak usah merutuk, sudah terlambat. Tuhan lebih mencintainya dari pada kau yang pernah melukai langsung perasaannya. Dia memintanya hadir lebih awal dari kita semua. Sudahlah, tangismu takan menghidupkannya kembali. Gadis itu telah memaafkanmu, dia hanya berpesan 'semoga kau selalu gagah, dan tampan kebaikan hatinya.'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar