Selasa, 30 September 2014

Pagi

Padat, ramai, dan bising. Beginilah jika aku berjibaku dengan pagi, meraung dihempasan jalan yang kecil dengan volume kendaraan yang tak sebanding.

Pagi, mendatangkan kisah untuk dimulai pertunjukannya. Aku, kamu, kalian, dan mereka adalah lakonnya. Lantas seberapa indahnya pagi yang selalu dijalani?

Aku selalu berharap pada pagi, agar hari itu selalu lebih baik dari kemarin, dan malam adalah peraduannya. Percaya aku pada pagi dengan kisah yang eksotik untuk dikenang dimasa yang akan datang

Hanya ungkapan tanpa hapusan :)

Sekedar berbagi, hanya ingin menulis segala yang tersimpan tanpa jenda dan membuat catatan ini semakin membosankan, yaah… pengungkapan atas kebosananku, bahkan jari ini hanya akan menari mengikuti perintah hati dan otak tanpa ada BACKSPACE ataupun DELET sekalipun, jadi wajar jika kalimat yang terurai tak jelas dan tak mengenakan.

Hanya sebuah ungkapan, meski kalipmat ini tak beraturan dan jelas tujuan tapi bukan sekedar omong kosog (bagiku) dan tak berguna, ini hanya ungkapan mungkin lebih tersamar dan terselebung. Tidak dikhususkan untuk seseorang ataupun sesuatu apapun, jelas saja ingi hanya ungkapan tanpa sedikitpun hapusan yang kulakukan.

Ini tentang aku… AKU
Siapa yang mengenal aku? Tidajk ada, hanya dan selain pengecualian untuk Tuhanku, dialah yang menjadikanku mahluk penghuni bumi. Apa lebihnya aku? Tidak terlihat, dan bagimu aku taka da apa-apanya. Tapi tetaplah si aku ini hidup berdampingan dengan alam yang menjadi pelipur dan pemnyirat hatiku.

Lelah! Yaah, aku lelah… bagaimana tidak, setumpuk tugas beserta recana melayang-layang dalam benakku. Belum lagi pekerjaan tambahan di luar rumah, tapi beginilah si aku hidup. Bagaimana aku menikmati kehidupan ini? Aku menikmatinya dalam kesendirian tanpa emosi 9(amarah) dan canda tawa sejkalipun. Aku hanya duduk diam termenung dengan mata awas memandangi area sekelilingku, karena bagiku ‘sendiri adalah waktu dimana aku, Tuhan, dan alam menyatu menjadi genangan kerinduan yang tak terbalas’.

Siang tadi, aku diuatnya terharu oleh buku cerita ‘Pesona Cleopatra’ Bukan Main… pandai sekali penulis itu membuat mata para pembaca tersihir untuk menitikan air mata meski setetes. Alur, penokohan, dan inti cerita yang dibuat telah membuatku terhanyut dalam duinia hayal. ‘jika aku menjadi sosok itu, sanggupkah?’ ‘jika aku mengalaminya, kuatkah?’ entahlah. Itu menyakitkan. Kau bisa membacanya dimanapun.

Malam tadi, aku melewati sebiauah pasar malam di tepi jalan, hatiku tergerajk untuk melangkah, tapi rasa di hati urung begitu saja melihat waktu yang semakin larut. Padahl aku sangat senang bila ada disana dengan kesendirian, aku ingin melakukan hal itu tapi orang tuaku sudah menanti di rumah.

Tak jelas, begitulah… seperti si gagu yang bernyanyi #tak jelas. Menurutnya lagu yang ia bawakan indah tapi berbeda dengan yang normal dan pendengar. Mungkin suaranya hanya sebuah kebisingan malam. Biarkan saja dianggap apapun, ingi hanya sebuah ungkapan yang tidak merajuk sama sekali ada siapapun. Hanya ingin melepas semua yang masih tersimpan padahal sebenarnya sudah tak berguna.

Aku heran dengan ratu, mengapa dengan mudahnya dia memerintah dan menguasia segalanya. Aku heran dengan apara pekerja, mengapa mereka mau banting tulang demi si ratu padahal ray ratu maksudku, tak memerdekakannya sekalipun.kay, katanya itulah simbiosis dalam hidup. *lupakan* sebenarnya apa lagi yang diinginkan si ratu ketika semuanya telah didapat? Apa dia tak pernah merasa puas? Atau mungkin dia sudah Tuhan tutup hatunya dengan kesombongan kekuasaan dan kemunafikan? Heran.

Apa artinya bila… .
Apa jadinya bila…
Apa gunanya bila…
Tuhan tidak lagi mencintaimu? Apa kau seperti ratu itu/ /?
Ungkapan yang semakin tak jelas dan tak berguna (bagimu) . hasrat hati ingin berhkata yang lebih keras dari ni, tapi urug begitu saja. Sepertinya kekuatan malam lebih menjanjikan dari pada para kacung-kacung bodoh yang hanya bisa berjanji diatas janji-janjinya. Kepalsuan menjadi topeng yang bisa digunakan dalam pementasan lakon kehidupan. Berjanji dengan sekeras batu karang hanya akan menyulitkanmu untuk berlari, permukaannya yang kasar membuatmu bisa terlka bila diberui tekanan lebih.

Percayalah, langit telah mencatat kehebohan janji dan senyum paslu anda, percayalah semua masih seperti sedia kala meski telah terbahkar kelihatannya. Tapi sejatinya yang hijau tetaplah hijau di belahan dunia lain (evergreen)

Jangan jadikan perias itu sambiyt yang kuat untuk bertahan dengan kondisi ekstrim, itu bukan hidup namanya. Tapi taka da yang melarang dengan undang-undang pasti selain tekad dalam nalurui dan nuranimu. Berlarilah untuk menang hingga kau bisa terbang menjemput kehidupan baru yang bergelimpangan kemewahan. Polesannya hanya menipu kekotorannya yang sebenarnya tak suci di ibadahi. Terlentaglah, terpejamlah, hiruplah udaranya, nikmati, dan katakana dalam hatimu ‘hidupku hari ini dan untuk masa depan, karenanya aku pinya maksudku pinta pada Tuhan untuk dikuatkan dan beri penerang dalam gua-gua umi (bumi).


Sekian

Minggu, 28 September 2014

Inginnya selalu aku

Inginnya selalu aku...
Tapi, pantaskah aku untuk tetap jadi keinginannya.
Sedang aku sudah mengotori kesucian niatnya.

Inginnya selalu aku...
Tapi, aku merasa berdosa.
Dan aku malu

Inginnya selalu aku..............
*stop sil, lo cuma banyak maunya tapi ga introspeksi diri*
Lelah berdebat dengan diri sendiri.

Jadi, pantaskah aku untuk jadi keinginanmu Tuan

Jumat, 26 September 2014

Juragan Eksis

kali ini tentang cowo narsis yang selalu majang di tempat duduk lapangan parkir. Entah, rasanya sudah lama sekali aku ingin bercerita tentang sosok itu, tapi selalu urung--lupa, malas, bingung, dan alasan lainnya-- dan baru sekarang aku cerita. 

Awal semester lalu kehadirannya sudah menyihir mataku untuk terus menelisik tingkah-tingkahnya, aneh memang 'kenapa dari sekian banyak mahluk hanya dia yang menohok pandanganku?' perawakannya yang tinggi, kulitnya yang hitam manis, rambut gondrong yang selalu dibondu, headset yang selalu tersumpal di kedua telinganya, dan tas kecil yang menyamping seperti bukan mahasiswa yang niat belajar. Sosok itu bukan siapa-siapa, bahkan untuk kenalpun tidak, apalagi diberi kesempatan untuk berkenalan pun tetap tak ada minat.

Siapapun namanya, sebut saja 'Juragan Eksis'. 
Hampir tiap pagi sebelum jam kuliah masuk si juragan udah mulai eksis.bukan hampir, malah tiap pagi. majang di tempat yang ALWAYS dia dudukin, pasti ada aja tingkah barunya. Dan itu menggelitikku untuk pandai-pandai menahan tawa 'yaa ampun nii orang bener-bener, kaya ngga ada hal lain aja yang lebih penting'. Sampai hafal siapa aja teman paginya, mulai dari se-gelas kopi hitam yang mengepul, gitar akustik, buku yang entah apa isinya, gadget putihnya, bahkan ada aja teman perempuannya yang bersedia menemani sekedar menembang lagu pagi. haha 'oh men, who yu are?'

Sungguh kawan, andai kalian memperhatikannya tiap pagi entah kesan apa yang akan kalian beri untuknya, sepertinya ini adalah bagian dari rutinitasnya, bayangkan saja dari semester satu sampai sekarang semester lima selalu begitu, jangan-jangan dia datang sebelum para OB bangun atau bisa jadi dia shoat subuh di masjid kampus. hahaha.

Ada sebersit kalimat yang sebenarnya ingin sekali aku tanyakan, "apa ini style lo kak, buat menarik simpati cewe-cewe keceh and seksi?" . Abis konyol banget, dan hampir tiap hari cewenya selalu ganti-ganti 'ohh men...' ini bukti ke-kepo-an alami yang ngga sengaja mekar. haha. kadang memang hal sepele bisa jadi ribuan pele yang sulit diungkapkan. 

 

Rabu, 24 September 2014

Sahabatku Raja Langit

Raja siang, sudikah kau menemaniku saat ini? Ada satu hal yang ingin aku ceritakan. Tapi, aku masih ragu untuk mengatakan semuanya, maaf jika cerita ini hanya membuatmu bingung.

Apa kau mengenal langit? Yaah, dia tuanku beberapa tahun yang lalu.
Mungkin ini lebih pada pertanyaan buka cerita. Hehe...

Apa tuanku masih tampan perkasa? sejujurnya aku ingin terbang kesana menjemput kisah lama untuk dibukukan. Tapi, lagi-lagi aku tak sanggup bila harus berjumpa, aku takut seperti mati berdiri dengan mata nanar melihatnya.

Raja siang, bumi semakin sesak. Aku disini senyap menatap langit tuanku, sampaikan salamku untuknya. Jangan sebut namaku di depannya, bilang saja dari melati biru.

Tak Terungkap (L)agi

Disinilah aku berada, bersama angin malam dan lantunan lagu kesayangan.
Disinilah aku terjaga, menyulam makna hidup yang sulit diungkapkan dengan lisan
Dan disinilah ketegaran hatiku terlahir.

Entah sudah berapa malam waktu yang telah kuhabiskan begitu saja tanpa makna
Mencari kepastian yang sejatinya hanya kekosongan dan ketidak pantasan
Sekeras apapun, tetap saja tak akan terungkap

Berdiri gagah, tapi pandangan kosong
Tersenyum manis, sejatinya terisak tak tertahankan
Terpejam lembut, padahal menangis pilu

Meskikah ratapan ini menjadi obat termashurku barang sesaat?
Tapi sakitya tak tertahankan, menghujam relung hingga kedasar ambang kekuatan
Berkilah pun ternyata hanya omong kosong.

Tengarai, Limbung dalam Kehampaan Tuan Langit
Melati Biru Merapuh, Mengarat hingga Terabaikan
Tuanku, Maaf Hanya Sajak Tak Bermakna.
Selamat Malam 

Sabtu, 20 September 2014

!!

Liar, kosong, dan murka.
Menguliti luka yang menganga lebar.
Mencungkil hingga dalam dan menyisakan putihnya tulang.

Suci, lemah, tak berdaya
Telungkup bersimbah darah suci
Merutuk namun tiada guna.

Masihkan kau terus berdiam?
Ketika kesucian menjadi liar
Ketika lemah semakin kosong
Engkau murka namun tak berdaya.

"Teriakan Kebisuan"

Minggu, 07 September 2014

Hati dan waktuku

Satu menit 60 detik, satu jam 60 menit sehari 24 jam, seminggu 168 jam. Dan seterusnya akan ada hitungannya, begitulah matematika menjadi sahabat kita.

Tapi pernahkah kalian merenung tentang waktu yang pernah terlewati? Apa yang kalian rasakan? Menyesal, senang, tidak puas, frustasi, dilema, semangat, putus asa, dan banyak lagi yang mungkin pernah kalian rasakan. Atau mungkin hal terekstrim adalah merutuki waktu dan memintanya terulang kembali. Berbicara tentang hidup memang sangat krusial sekali, sebagai mahluk sosial pasti pernah merasakan perbedaan ditiap waktu itu.

Aku, adalah mahluk yang dianugrahkan Tuhan untuk merasakan kehidupan di dunia. Aku, adalah masa lalu dan masa yang akan datang. Dan aku, adalah teman dari kesendirianku. Bercumbu dengan waktu, menantang keinginan hati, dan berharap keajaiban. Terlena dengan keadaan indah pernah aku rasakan begitupun dengan hal buruknya.sempurna.

Entah mungkin aku yang terlambat berfikir atau mungkin hatiku yang baru terketuk karena di ketuk. Aku merasa berslah dengan keadaan, aku merasa teramat berdosa pada Tuhan yang telah memberiku kesempatan, aku merasa amat menyebalkan bagi orang tua. Tapi, aku bingung dengan keadaan diri ini. Mengapa sulit sekali diartikan dengan kata-kata?

Wahai waktu dan pemiliknya, aku mohon setelah Kau buka hati ini Kau beriku penerang jua. Aku terlalu bodoh untuk bertindak jika beresiko besar, aku butuh penopang. Tapi dengan apa dan bagaimana? Aku berserah pada waktu, dulu dan nanti.

Selasa, 02 September 2014

Selamat Hari Jadi yang ke-5 Tuan Langit




Hai Tuan Langit, selamat hari jadi yang ke-5 tahun. Apa kabar kamu disana? Apa kamu juga sedang merayaka hari jadi kita? Hahaha. Itu tidak mungkin bukan?! Kamu pasti lupa dengan tanggal special ini, yaaah… hanya aku yang masih terus tergila-gila untuk merayaknnya. Tapi beda dengan kamu Tuan, mungkin saja disana kamu sudah punya tanggal spesialnya yang baru yang entah keberapa. Tapi untukku Cuma ada tiga hari special (ulag tahunku, ulang tahunmu, dan ulang tahun kita) keharuannya bahkan melebihi perayan tahun baru.

Tuan Langit, selepas kuliah tadi aku sengaja mampir ke toko bunga dan toko kue untuk mempersiapkan hari jadi kita. Perayaan kali ini sederhana saja, seperti tiga tahun kebelakang--karena kamu jauh dan tak mungkin aku hubungi malam-malam begini—hanya ada lima buah lilin kecil diatas kue tart, tiga kuntum bunga amaryllis, dan foto kita berdua.

“Tuan, Happy Anniversary… semoga aku bisa menemukanku lagi dari dirimu, semoga kau baik-baik saja, semoga kau tetap menjadi Tuanku yang gagah perkasa, penyayang, pengertian, pintar, dan tetap tampan. Tuan, apa kau tak pernah sedikitpun terpikirkan tentang kenangan kita dua tahun lalu? Apa semudah itu Tuan melupakanku? Tak ada yang bisa menggantikan posisi Tuan dihati ini, meski berkali-kali aku mencoba untuk mencintai orang lain, mencoba mengubur masa lalu kita, tetap saja aku tidak bisa. Meskipun ini terdengar gila, ‘sudah tiga tahun putus tapi tetep nggga bisa move on’. Tuan, apa kekasihmu saat ini sedang tertidur lelap? Aku ingin bicara denganmu, bisakah kita pergi berdua? Sejenak saja, meski hanya hayalan gila.

aku benar-benar rindu Tuan, maaf. Bagaimana tidak, terakhir kali kita bertemu hanya untuk mengucap kata perpisahan dengan alasan yang aku tahu kau buat-buat alasannya. kamu bilang aku selalu sibuk dengan kuliahku sendiri, kamu bilang aku sudah tidak lagi perhatian, dan kamu bilang bahwa kamu bukan orang yang baik aku harapkan begitupun aku dimatamu… tapi mengapa setelah dua tahun kita menjalin hubungan dan kamu baru menyadari kalau aku bukan seseorang yang terbaik. Dari sisimana anda memandangku Tuan, beritahu aku agar aku bisa memahami ketidak baikanku dimatamu. Tuan, bukankah dengan pesan singkat yang aku kirim, telfon, mention disosmed bukan menandakan bahwa aku perhatian? Atau jangan-jangan kamu menganggap tingkahku itu seperti spam yang mengusik mata?

Padahal, sejujurnya aku tahu semua rencana perpisahan ini. Aku tahu beberapa malam sebelum  pindah rumah, Tuan sedang bergandengan tangan dengan perempuan lain, tuan rangkul dia, tuan suapi dia dan mengelus wajahnya dengan lembut seperti yang pernah Tuan lakukan padaku. AKU TAHU TUAN MENDUAKANKU, HANYA KARENA TIDAK SANGGUP BILA HARUS MENCINTAI DENGAN JARAK. Setelah itu aku hanya bisa diam dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa sedang tuan menganggapku tak lagi  perhatian, menganggapku sibuk degan kuliah. Aku kecewa Tuan… aku tahu gadis itu lebih cantik, lebih tinggi, dan lebih segalanya daripada aku. Aku memang gadis yang bodoh perasaan.buta hati. Orang seperti Tuan masih saja aku cintai dan aku harapkan.

Haha… tapi ya sudahlah, aku memaafkan kejadian itu. Aku tahu kamu memang tak sepenuhnya mencintai perempuan baru itu, buktinya sudah berkali-kali ganti pasangan artinya itu bukan jodoh Tuan itu bukan orang yang terbaik untuk Tuan. Andai saja Tuan mencari kesetian itu kemari, aku pasti akan memberikan untukmu, karena aku mengenalmu leih dari sekedar dua tahun. Happy Anniversary Tuan.”

“Penatap Langit”

Hati dan Keadaan



Pelangi tak lagi nampak di musim panas
Kesegaran rerumputan hanya terasa di ufuk pagi
Tapi, ada nyanyian burung dan pancaran hangat mentari
Kisruh pagi pun berjalan mulus seperti biasa

Begitulah hidup, silih berganti dari ada menjadi ketiadaan
Seperti pepatah. "Mati satu tumbuh seribu"
Akan ada hal-hal baru yang Tuhan hadiahkan untuk kita
butuh kesabaran dan butuh kesyukuran saja

Tapi tidak dengan hati,
Hati tak seperti alam yang mudah berganti dengan nuansa baru
Hati terlalu kaku untuk berubah dan mengenali situasi baru
Yang terbesit hanya pertimbangan-pertimbangan saja

Tapi mungkin hanya hatiku saja
Yang sulit untuk berlalu dari si dia
Hanya bisa berharap dari ketakutan dan rasa malu
Dan berakhir kebisuan tanpa kesaksian.