Satu menit 60 detik, satu jam 60 menit sehari 24 jam, seminggu 168 jam. Dan seterusnya akan ada hitungannya, begitulah matematika menjadi sahabat kita.
Tapi pernahkah kalian merenung tentang waktu yang pernah terlewati? Apa yang kalian rasakan? Menyesal, senang, tidak puas, frustasi, dilema, semangat, putus asa, dan banyak lagi yang mungkin pernah kalian rasakan. Atau mungkin hal terekstrim adalah merutuki waktu dan memintanya terulang kembali. Berbicara tentang hidup memang sangat krusial sekali, sebagai mahluk sosial pasti pernah merasakan perbedaan ditiap waktu itu.
Aku, adalah mahluk yang dianugrahkan Tuhan untuk merasakan kehidupan di dunia. Aku, adalah masa lalu dan masa yang akan datang. Dan aku, adalah teman dari kesendirianku. Bercumbu dengan waktu, menantang keinginan hati, dan berharap keajaiban. Terlena dengan keadaan indah pernah aku rasakan begitupun dengan hal buruknya.sempurna.
Entah mungkin aku yang terlambat berfikir atau mungkin hatiku yang baru terketuk karena di ketuk. Aku merasa berslah dengan keadaan, aku merasa teramat berdosa pada Tuhan yang telah memberiku kesempatan, aku merasa amat menyebalkan bagi orang tua. Tapi, aku bingung dengan keadaan diri ini. Mengapa sulit sekali diartikan dengan kata-kata?
Wahai waktu dan pemiliknya, aku mohon setelah Kau buka hati ini Kau beriku penerang jua. Aku terlalu bodoh untuk bertindak jika beresiko besar, aku butuh penopang. Tapi dengan apa dan bagaimana? Aku berserah pada waktu, dulu dan nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar