Selasa, 02 September 2014

Selamat Hari Jadi yang ke-5 Tuan Langit




Hai Tuan Langit, selamat hari jadi yang ke-5 tahun. Apa kabar kamu disana? Apa kamu juga sedang merayaka hari jadi kita? Hahaha. Itu tidak mungkin bukan?! Kamu pasti lupa dengan tanggal special ini, yaaah… hanya aku yang masih terus tergila-gila untuk merayaknnya. Tapi beda dengan kamu Tuan, mungkin saja disana kamu sudah punya tanggal spesialnya yang baru yang entah keberapa. Tapi untukku Cuma ada tiga hari special (ulag tahunku, ulang tahunmu, dan ulang tahun kita) keharuannya bahkan melebihi perayan tahun baru.

Tuan Langit, selepas kuliah tadi aku sengaja mampir ke toko bunga dan toko kue untuk mempersiapkan hari jadi kita. Perayaan kali ini sederhana saja, seperti tiga tahun kebelakang--karena kamu jauh dan tak mungkin aku hubungi malam-malam begini—hanya ada lima buah lilin kecil diatas kue tart, tiga kuntum bunga amaryllis, dan foto kita berdua.

“Tuan, Happy Anniversary… semoga aku bisa menemukanku lagi dari dirimu, semoga kau baik-baik saja, semoga kau tetap menjadi Tuanku yang gagah perkasa, penyayang, pengertian, pintar, dan tetap tampan. Tuan, apa kau tak pernah sedikitpun terpikirkan tentang kenangan kita dua tahun lalu? Apa semudah itu Tuan melupakanku? Tak ada yang bisa menggantikan posisi Tuan dihati ini, meski berkali-kali aku mencoba untuk mencintai orang lain, mencoba mengubur masa lalu kita, tetap saja aku tidak bisa. Meskipun ini terdengar gila, ‘sudah tiga tahun putus tapi tetep nggga bisa move on’. Tuan, apa kekasihmu saat ini sedang tertidur lelap? Aku ingin bicara denganmu, bisakah kita pergi berdua? Sejenak saja, meski hanya hayalan gila.

aku benar-benar rindu Tuan, maaf. Bagaimana tidak, terakhir kali kita bertemu hanya untuk mengucap kata perpisahan dengan alasan yang aku tahu kau buat-buat alasannya. kamu bilang aku selalu sibuk dengan kuliahku sendiri, kamu bilang aku sudah tidak lagi perhatian, dan kamu bilang bahwa kamu bukan orang yang baik aku harapkan begitupun aku dimatamu… tapi mengapa setelah dua tahun kita menjalin hubungan dan kamu baru menyadari kalau aku bukan seseorang yang terbaik. Dari sisimana anda memandangku Tuan, beritahu aku agar aku bisa memahami ketidak baikanku dimatamu. Tuan, bukankah dengan pesan singkat yang aku kirim, telfon, mention disosmed bukan menandakan bahwa aku perhatian? Atau jangan-jangan kamu menganggap tingkahku itu seperti spam yang mengusik mata?

Padahal, sejujurnya aku tahu semua rencana perpisahan ini. Aku tahu beberapa malam sebelum  pindah rumah, Tuan sedang bergandengan tangan dengan perempuan lain, tuan rangkul dia, tuan suapi dia dan mengelus wajahnya dengan lembut seperti yang pernah Tuan lakukan padaku. AKU TAHU TUAN MENDUAKANKU, HANYA KARENA TIDAK SANGGUP BILA HARUS MENCINTAI DENGAN JARAK. Setelah itu aku hanya bisa diam dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa sedang tuan menganggapku tak lagi  perhatian, menganggapku sibuk degan kuliah. Aku kecewa Tuan… aku tahu gadis itu lebih cantik, lebih tinggi, dan lebih segalanya daripada aku. Aku memang gadis yang bodoh perasaan.buta hati. Orang seperti Tuan masih saja aku cintai dan aku harapkan.

Haha… tapi ya sudahlah, aku memaafkan kejadian itu. Aku tahu kamu memang tak sepenuhnya mencintai perempuan baru itu, buktinya sudah berkali-kali ganti pasangan artinya itu bukan jodoh Tuan itu bukan orang yang terbaik untuk Tuan. Andai saja Tuan mencari kesetian itu kemari, aku pasti akan memberikan untukmu, karena aku mengenalmu leih dari sekedar dua tahun. Happy Anniversary Tuan.”

“Penatap Langit”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar