Tuan Langit, selepas kuliah
tadi aku sengaja mampir ke toko bunga dan toko kue untuk mempersiapkan hari
jadi kita. Perayaan kali ini sederhana saja, seperti tiga tahun
kebelakang--karena kamu jauh dan tak mungkin aku hubungi malam-malam
begini—hanya ada lima buah lilin kecil diatas kue tart, tiga kuntum bunga
amaryllis, dan foto kita berdua.
“Tuan, Happy Anniversary…
semoga aku bisa menemukanku lagi dari dirimu, semoga kau baik-baik saja, semoga
kau tetap menjadi Tuanku yang gagah perkasa, penyayang, pengertian, pintar, dan
tetap tampan. Tuan, apa kau tak pernah sedikitpun terpikirkan tentang kenangan
kita dua tahun lalu? Apa semudah itu Tuan melupakanku? Tak ada yang bisa
menggantikan posisi Tuan dihati ini, meski berkali-kali aku mencoba untuk
mencintai orang lain, mencoba mengubur masa lalu kita, tetap saja aku tidak
bisa. Meskipun ini terdengar gila, ‘sudah tiga tahun putus tapi tetep nggga
bisa move on’. Tuan, apa kekasihmu saat ini sedang tertidur lelap? Aku ingin
bicara denganmu, bisakah kita pergi berdua? Sejenak saja, meski hanya hayalan
gila.
aku benar-benar rindu Tuan,
maaf. Bagaimana tidak, terakhir kali kita bertemu hanya untuk mengucap kata
perpisahan dengan alasan yang aku tahu kau buat-buat alasannya. kamu bilang aku
selalu sibuk dengan kuliahku sendiri, kamu bilang aku sudah tidak lagi
perhatian, dan kamu bilang bahwa kamu bukan orang yang baik aku harapkan
begitupun aku dimatamu… tapi mengapa setelah dua tahun kita menjalin hubungan
dan kamu baru menyadari kalau aku bukan seseorang yang terbaik. Dari sisimana
anda memandangku Tuan, beritahu aku agar aku bisa memahami ketidak baikanku
dimatamu. Tuan, bukankah dengan pesan singkat yang aku kirim, telfon, mention
disosmed bukan menandakan bahwa aku perhatian? Atau jangan-jangan kamu
menganggap tingkahku itu seperti spam yang mengusik mata?
Padahal, sejujurnya aku tahu
semua rencana perpisahan ini. Aku tahu beberapa malam sebelum pindah rumah, Tuan sedang bergandengan tangan
dengan perempuan lain, tuan rangkul dia, tuan suapi dia dan mengelus wajahnya
dengan lembut seperti yang pernah Tuan lakukan padaku. AKU TAHU TUAN
MENDUAKANKU, HANYA KARENA TIDAK SANGGUP BILA HARUS MENCINTAI DENGAN JARAK.
Setelah itu aku hanya bisa diam dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa sedang
tuan menganggapku tak lagi perhatian,
menganggapku sibuk degan kuliah. Aku kecewa Tuan… aku tahu gadis itu lebih
cantik, lebih tinggi, dan lebih segalanya daripada aku. Aku memang gadis yang
bodoh perasaan.buta hati. Orang seperti Tuan masih saja aku cintai dan aku
harapkan.
Haha… tapi ya sudahlah, aku
memaafkan kejadian itu. Aku tahu kamu memang tak sepenuhnya mencintai perempuan
baru itu, buktinya sudah berkali-kali ganti pasangan artinya itu bukan jodoh
Tuan itu bukan orang yang terbaik untuk Tuan. Andai saja Tuan mencari kesetian
itu kemari, aku pasti akan memberikan untukmu, karena aku mengenalmu leih dari
sekedar dua tahun. Happy Anniversary Tuan.”
“Penatap Langit”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar