Senja ini aku hanya bisa diam dengan tatapan nanar dan pikiran kacau. Diam dengan segudang tanda tanya dan lelah yang meregang jiwa. Menyakitkan sekali, satu persatu lari dengan kecepatannya masing-masing. Mungkin aku terlalu lama meratap, mengedepankan perasaan, terlalu sering berkeluh kesah. Tapi untuk kali ini sungguh, bukan hanya aku yang terlalu lama meratap, tapi kejutan-kejutan dahsyat itu datang silih berganti dan tiada habisnya. Jika memang aku lemah, tidak adakah secuil kekuatanpun yang tersisa.
Senja kini hanya menjadi teman bisu. Apa dia sedang menimang-nimang bagaimana dukanya aku? Atau hanya sedang menatapku pilu? Atau bahkan mungkin dia sudah tak peduli denganku? Menyakitka.
Senja kali ini penutup hari yang aneh, pagi yang muram dan siang yang gamang, menyakitkan sekali. Dimana energiku tersimpan? Dimana sandaranku berdiri? Dimana mereka semua?
Tuhan, bila esok aku masih diperizinkan untuk menapaki bumi, jadikan hari yang indah dan menyenangkan. Jangan lemahkan aku dalam situasi apapun. Jangan tinggalkan aku dimana pun. Temani aku Tuhan...
Sepertinya senja sedang tak bersahabat.
Sepertinya senja sedang menguji kedewasaanku
Sepertinya senja mulai lelah dengan ratapanku
Sepertinya.....
Aku yang terlalu bodoh hidup, yang hanya bisa meratap dan mengadu nestapa. Padahal dunia telah memberi segalanya untukku !!
Sadarkah kau gadis murung?!
Ini bukan bagian dari senja kau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar