Judul yang terlalu fullgar dicatatan kali ini, benar-benar fullgar. Terinspirasi dari catatan orang lain dengan judulnya "Aku Ingin Bunuh Diri". Haha, haduuh isinya... kenapa mau-maunya mengakhiri hidup, beda sekali denganku yang ingin hidup lebih lama dan merasakan cinta yang tiada akhir. Haha *galaukan*
Aku ingin jatuh cinta, dengan makna yang tak dipenggal-penggal 'jatuh' dan 'cinta', pastinya akan berbeda makna dengan 'jatuh cinta'. Aku ingin jatuh cinta untuk yang terakhir kali, dengan dia, di bawah rintik hujan, di tiup angin malam, di selimuti kabut tebal.
Aku ingin jatuh cinta. Jatuh dengan anggun, dan menutupi segala luka lama. Indah, bila kusapanya dengan suara alam. Bahagia, bila kepul hangat dari secangkir susu menemani.
Dan sayangnya, mungkin ini hanya keinginan dan ilusi. Yang tak akan pernah tersampaikan dan terwujud. Nyatanya, jarak lebih mencintainya dari pada aku, dia yang mampu meliliti tubuhnya dengan taburan waktu, daripada aku... yang hanya bisa bicara dan menganggap semua baik-baik saja.
Jadi, bolehkah aku jatuh cinta bila itu menjadi keinginanku disini? Terima kasih pada kesempatan, terima kasih pada waktu, terima kasih pada hawa, yang telah mengenalkanku pada dunia hayal baru. Tapi, dibalik semua ini... hanya ada duka yang menawarkan kisah. Bagaimana tidak, semua hanya ilusi yang hanya Tuhan yang tahu akhir ceritaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar