Hati mengahantarkan langkah ini yang terus menapak. Bersanding dengan pikiran yang mendalam, menerka tentang masa depan.
Nanum, ketika pemilik hati ini telah menutupkan pintunya dari kebaikan, masihkan kebaikan itu akan terjamah dengan serta merta? Masihkah langkah ini tegap kearahnya? Entahlah...
Bilakah hati ini kosong, kosong pulakah kelak hidup ini?
Bukan, bukan hati yang sesungguhnya, tapi perasaan.... perasaanlah yang menuntun kita menebar tabir waktu yang belum terungkap. Lantas apa... apa wujud dari perasaan? Aku tak sanggup menerka bentuknya, tak tahu...
Sepenggal kalimat penyemangat yang mungkin berkekuatan untuk melanjutkan hidup. "Energi akan mengalir kemana hati diarahkan" begitulah pesan dosenku beberapa saat yang lalu.
Lalu...
Dimanakah perasaan itu diletakan? Karena hati hanya organ. 
Seperti akal dan otak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar