Rabu, 31 Desember 2014

2015

Alhamdulillah, tumpah ruah di 2015 ini...
Bagaimana pencapaian kalian di 2014 lalu? Berapa persen target yang kalian raih? Atau semua terlampaui? Hehe... yaah semua itu bagian dari cerita hidup. Aku pun sama, targetku tidak mencapai maksimal, setidaknya 80% sudah ditangan. Hihi, alhamdulillah... ini sudah lebih dari sekedar cukup untukku.

Berkali-kali tumbang karena gagal, jatuh difase buruk yang sama, mengecewakan dan dikecewakan, keluar masuk klink dan rumah sakit, niat yang seringnya mandek ditengah jalan, bagia dari perjuangan disisi buruk. Tapi satu hal yang selalu aku sematkan 'tidak selamanya yang buruk tetap menjadi buruk, selagi kita mau berfikir, mau berusaha, mau mendekatkan pada pemilik diri kita, semua yang selalu kita anggap buruk akan menjadi batu loncatan dan hikmah terbesar, anggap saja itu semua teguran agar kita terus bermuhasabah.'

Sejatinya pencapaian ini berkat tugas PAI di tahun awal perkuliahan, ketika aku dan teman-teman ditugaskan untuk membuat paper "tentang 100 alasan dan target berkala mengapa ingin menjadi...." Alhamdulillah, terima kasih pak Fadhulloh....

Padahal, dulu MK termalas dan paling ga jelas buat aku hadapi adalah PAI ini, tambah lagi tiap minggunya ada kajian. Pasti selalu saja beralasan ABCD untuk ngga hadir. Haha... ternyata, "Aku baru mengerti dan menangkap hikmahnya saat ini." Astagfirulloh, semoga aku tidak terlambat untuk terus bersyukur. Maaf atas kekufuran dan kekhilafan ini Tuhan.

Tapi sayang, kenapa MK PAI hanya ada diawal perkuliahan? Padahalkan disitu ada moment dimana kita diingatkan, diterangkan, diluruskan dan diteguhkan.

Yaah semoga saja hikmah diawal PAI lalu pun tidak luntur dihati teman-teman semua. Kita sama-sama saling mengingatkan, sama-sama saling menghargai, karena kita sama... sama-sama hamba Tuhan yang kecil. :) semoga kebaikan, kesehatan, kemudahan rizki dan belajar, kekeluargaan semua tergadaikan dimataNya.

Ooya, aku ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya untuk kalian teman-teman, kaka, dan teteh, yang telah menjadi bagian dari cerita masa laluku, maaf bila diri ini yang sering mengedepankan ego dan kesombongan, maaf bila telah mengecewakan, semoga selalu ada doa-doa baik yang menaungi kita semua.

SEMANGAT MENTARGETKAN DIRI YA KAWAN.... SEMOGA MENJADI LEBIH BAIK.... UTAMAKAN MINTALAH KESEHATAN PADA-Nya. Yuu BANGKIT.... :) :)

Selasa, 30 Desember 2014

Lelucon

Aku fikir, langkahku sudah jauh dan meninggalkan rongsok disana. Ternyata anda masih bisa mengincar keberadaanku. Apa lagi yang kamu cari? Aku sudah tak bersimpatik, aku biasa saja, bahkan aku menganggapnya 'lelucon kelas teri'. Aku harap, kamu jangan mengada-ada keadaan yang sebenarnya sudah tiada!

Selasa, 23 Desember 2014

Pantaskah aku?

Bilakan aku harus berlari dari kenyataan, akankah mereka menilaiku pecundang? Namun, bilakah aku bertahan, akankah kemenangan berpihak padaku?

Pantaskah aku mengiba Tuhan? Sedang kau Maha Tahu tiap hambaNya. Tapi bagaimana dengan perasaanku? Yang tak kenal dengan situasi macam apa ini.

Aku tahu garis besar ini, aku kenal. Ini tentang "hidup", yaah hidupku. Ya Tuhan.... aku butuh penopang, ini rapuj sekali, maaf bila aku pasrah. Jangan lemahkan aku disituasi ini.

Senin, 22 Desember 2014

Uas Perdana

Buruk, buruk sakali uas perdana kali ini...
Oh my God !!!!!!!!!
Belajar ngga belajar sama aja ga bisanya, kalau ujung-ujungnya open book kenapa ngga dari awal aja bilangnya, kan udah keleyengan mikir harus diapain ini soal. Walhasil.... kertas jawaban udah penuh karangan dan coret-coret, kepala ngebul tambah lagi kepanggang matahari pagi, dosen dateng diakhir waktu dan bilang "kalian boleh buka buku" ASTAGFIRULLOH.......

Tuhan, silvia pasrah sepasrah pasrahnya. Entah itu dosen bisa baca tulisan silvia apa ngga. Masa bodo....

Nah, ini nih!! Suka bingung kalau lagi ada difase pasrah dengan keterbatasan. Harus ngapain lagi coba??? Nangis ngga ngefek, minta tambahan waktu ngga mungkin, ngadu sama dosennya sama dengan minta nilai D. Butuh jalan keluaaaaar.

Diam ini menyakitkan, mengapa kebisuan menjadi jembatan antara kau dan aku. Tidak kah ada cara lain yang lebih masif dari semua ini?

Tuhan...
Aku ingin cerita,
Aku ingin terus cerita sampai air mata ini berkerak di wajahku, sampai mata ini lelah untuk menatap. Aku hanya butuh tempat mengadu... tapi yang terpenting akan segalanya, "kuatkan aku Tuhan, lapangkan dadaku agar aku bisa membendung semua gejolak ini, aku yang terlalu lemah, maaf."

Minggu, 21 Desember 2014

TUAN

Hai tuan, apa kabar? Tiap hari mamah menanyakan kabarmu, pagi-siang-sore-malam, selalu begitu. Ada sepotong kalimat mamah yang menghujam anganku diantara waktu-waktu itu, entah pasal mana dan darimana, ia merindukanmu tuan. Mungkin namamu pernah hadir dalam doa mamah...

*sesal* aku pernah mengenalmu begitu lama. Jika hadirmu dulu dari hal biasa, mengapa sekarang saat kau pergi membawa dampak luar biasa? Baiknya kubakar semua tentangmu, biar menjadi abu, pergi tertiup angin, tanpa dilihat dan disadari semua sudah lenyap.

Meski kini jalan kita berbeda, semoga Tuhan memberi kebahagian yang sama dalam penantian yang berbeda nanti. Meski saat ini aku mengiba sosokmu, aku harap tak berkepanjangan, aku... hanya... rindu kau yang mau menjadi pendengar setiaku seperti dulu. Tapi, aku terlalu pengecut untuk jujur.

Semua keberakhiran ini semoga selamanya....
Selama-lamanya....
Hingga kamu dan aku tak akan jadi kita....
Karena aku... takan sanggup menebus lukamu...

Maksa minta

"Tuhan, pantaskah bila aku meminta dia dariMu?" Hihi... *sudah dewasa* tapi Tuhan, aku tak bisa apa-apa saat ini? Pantaskah aku untuk meminta? Meminta untuk Kau pantaskan, atas kelemahan dan kemampuanku. Apa aku tergesa-gesa untuk meminta?
Hihi...

Tuhan, mampukan aku dalam jalanku.
Aku sadar tak mungkin bisa berdiri sama tinggi duduk sama rendah apa lagi melebihi. Karena itu aku meminta padaMu. Dia yang menguatkan aku dalam harapan sunyiku Tuhan...

Apa ini tulus? Apa sekedar nafsu?
Ahh Tuhan, aku lemah sekali...

Kamis, 18 Desember 2014

Ngomong aja buat baca

Laah kok ya, saya kan cuma baca dan ngajak orang baca, kenapa jadi masalah? Yoolah kalau nda suka ya nda usah baca, toh mau anda baca atau tidak, mau anda tahu atau tidak, tidak masalah buat saya. Lagi pula baca kan bisa nambah-nambah wawasan situ orang.

Ya kalau yang anda baca menyimpang dari pengetahuan anda apa salahnya buat menelisik lebih dalam, mungkin cara berfikir si penulis begitu, toh dia juga nulis pasti punya rujukannya. jangan merasa benar sendiri, ngga kerasa, tau-tau sifat angkuh sudah mendarah daging. Looh ya, cara berfikir orangkan beda-beda, tergantung sudut pandang.

Kan katanya "perbedaan itu indah." Udah lah yaa jangan mempermasalahkan hal kecil, tapi memperbesar solusi. Simpel aja kan?! Sebelum anda menunjuk orang lain (judge) coba liat ada berapa jari yang nunjuk dirimu sendiri? Itu artinya: 'sudahkah anda layak untuk menilai seperti itu?'

Jangan sampe deh, membaca malah jadi pembatas pemahaman dan pengetahuan hanya karena merasa tidak sepaham dengan alirannya situ. Bukannya bagus makin banyak pendapat? Kan berarti makin banyak orang yang mikir? Kan berarti makin banyak orang yang peduli? Kan berarti makin luas khazanah ilmunya. Yaa, tinggal situnya aja yang kudu pinter-pinter nrimo. Hehe :)

*hanta ketidak tahuan saya*

Selasa, 16 Desember 2014

Dia yang Terjangjit Geer

Jangan salahkan waktu bila kau terluka, jangan memaki orang lain yang kau anggap telah melukaimu, Tuhan Maha Tahu apa yang ada di langit dan di bumi, terlebih dari yang kau rahasiakan. Mulailah menilai diri sendiri, hadirkan hatimu dalam kelamnya malam.

Jika menangis dapat menenangkanmu, maka menangislah. Jika berdiam adalah caramu merespon, maka diamlah. Jika tidur dapat melupakan semua masalahmu, maka tidurlah. Tapi ingat, bahwa kau adalah manusia kuat dan bukan pecundang hanya karena satu masalah. Tuhan selalu tahu tentang dirimu teman.

Kau ingat bagaimana kedatangannya dulu? Biasa saja bukan? Lantas mengapa saat ia pergi kau anggap lebih dari sekedar biasa dan kau anggap dia melukai perasaanmu? Jangan salahkan dia, itu hanya sikapmu yang terlampau geer. Tuhan Maha Tahu perkara ini. Tanyakan saja.

Aku tahu bagaimana resahnya hatimu teman, tapi tenang, di dunia ini bukan hanya dirimu saja yang pernah mengalami perkara luka geer itu. Banyak-banyaklah menyebut nama Tuhan, mintalah penerang, aku yakin jika dia kembali, kembalipun untuk kau. dan perginyapun untuk kau, akan ada hal indah selepas pesakitan geer itu sembuh. :)

Minggu, 14 Desember 2014

Kepergiannya

Dia sudah berubah, menjadi lebih kuat, tegar, dan ikhlas.
Dia sudah bisa tersenyum, meski sedikit agak kaku dan tertahan. Bukan karena sungkan, tapi masih menyimpan tapak keraguan dalam benaknya.
Setidaknya dia sudah jauh lebih baik.
Luka batinnya membuat dia terus berfikir tentang masa depan, menyadarkannya dari sekedar sesal yang tak ada gunanya lagi.

Kini dia sedang berlari, lari menjemput yang tiba. Lihatlah balutan kepalnya yang menenangkan, lihatlah air matanya yang suci sangat menyejukkan. Siapapun pasti merindukan sosoknya.

Tak butuh jarak yang panjang untuknya berlari, tak butuh waktu lama untuk menanti, karena yang tiba telah hadir didepan matanya. Dia begitu tenang menghadapinya, lihatlah, langitpun menandakan keharuannya, semua bertasbis akan ketegarannya.

Kau ingat siapa dia? Sudahlah, tak usah merutuk, sudah terlambat. Tuhan lebih mencintainya dari pada kau yang pernah melukai langsung perasaannya. Dia memintanya hadir lebih awal dari kita semua. Sudahlah, tangismu takan menghidupkannya kembali. Gadis itu telah memaafkanmu, dia hanya berpesan 'semoga kau selalu gagah, dan tampan kebaikan hatinya.'

Senin, 08 Desember 2014

Si pendiam

Kau hanya melihatnya diam dan menganggap sosoknya hanyalah seonggok mayat hidup.
Kau hanya mengenalnya sesaat dan mengabaikannya begitu saja karena tak penting saat itu.
Kau hanya menganggapnya bodoh dan tak bisa diandalkan hanya karena dia diam saja dan sesikit respon.

Tapi tau kah kau????
Dia sedang berlari dari keluh kesahnya,
Dia sedang berjuang mempertaruhkan masa depannya,
Dia sedang bertahan dari gempuran ego.
Dan itu tidak mudah untuk dia hadapi sendiri.!!

Sejatinya dia amat rapuh, tertekan, meringis pilu. Dia hanya bisa berharap untuk tetap tenang dan tak ada yang mengusiknya, tapi sayang, kau malah menambah perih lukanya dan beban batinnya.

Diamnya bukan tak peduli, diamnya bukan kebodohan belaka, diamnya bukan kesombongan. Diamnya adalah pertanda ketakutan yang menjadi, malang memang nasibnya, pecundang dengan kealfaan hati.

Bisakah kau menatap matanya dengan syahdu? Menggenggamnya dengan penuh kehangatan? Kau temani ia duduk? Ajaklah ia bicara dari hati ke hati. Maka kau akan tahu siapa dia, mengapa dia. Pilulah hati kau mendengar penuturan batinnya, berlinanglah air mata kau. Dia hanya butuh sentuhan qolbu yang teramat sejuk dan menyegarkan.

Begitulah sejatinya si pendiam, yang terlalu kaku untuk berinteraksi. Menganggap setiap langkahnya akan dipenuhi ranjau, dia butuh penopang, sungguh, dia membutuhkannya. Namun sayang, kehadirannya selalu dinafikan orang lain, jadilah ia pendiam dan pemurung.

Selasa, 02 Desember 2014

Ga tau ya terserahan aja

Bukan...
Bukan untuk yang pertama, bukan juga tentang yang pertama, apa lagi yang terakhir, yang tengah juga bukan.
*adduh galau*
Tapi untuk yang itu... iya itu... kamu yang disitu. Aaah ini bener-bener silvianya keluar, manusia paling introvert yang selalu nutup diri dan memanipulasi keadaan.

Silvia si manusia kepo!
Aduuuh, yang disana itu siapa? Darimana? Ada apa? Kenapa bisa? Siapanya siapa? Haha *gubrak. Udah sil maju.a jangan nengok dulu nanti ga nyampe-nyampe. Liat nooh udah ada yang nunggu. Jangan dipikirin !!ga akan dibaca !

*efek ga berani punya temen curhat* haha *mungkin silvia lelah, tidak terkontrol*
WHATEVEEEEEEEEEER..... :p

Hai Engkau yang Dimanapun

Sudah hampir satu minggu tak ada kabar darimu, apa kau sedang sibuk? Aku harap kesibukanmu tidak mengabailan segalanya yang terlihat remeh temeh. He...

Oiya, kau tahu?

Semalam tadi rasanya aku seperti disiram kedamaian. Aku yang tak pernah luput untuk mendoakanmu, semua terasa baik-baik saja, padahal sejujurnya rindu ini menghunus waktuku, menyayat perasaan, menikam angan, dan merobek keindahan. Aku... disini... yang merindu... hanya bisa pasrah. Mencari ketenangan pada Tuhan, menukil semua kekesalan padaNya, semua aku ceritakan tentang kau padaNya. Hihi...

Maaf yang sedalam-dalamnya atas sikapku yang tak tahu diri ini, yang terus mencari cara agar kau mengerti maksud dari tindak tanduk tingkah pongahku. Yah... aku memang perempuan unik yang bisanya menyibukan diri sendiri tapi merepotkan orang lain, aku yang tak tahu diri telah menimang rindu pada sosok seperti kau-tanpa sepengetahuanmu- tapi sungguh ini diluar kendali. Maaf, maaf telah menyeretmu dalam doa malamku. Semoga saja Tuhan Yang Maha Baik selalu mengingatkanku kala hilaf ini menggunung.

Jumat, 28 November 2014

Entah Kapan

Kapan silvia bisa berdiri gagah di tembok besar China? Meraba setiap jengkal dindingnya seraya menghembuskan nafas terdalam hingga sukma. Menyusuri lika-likunya, menatap alam sekitar dengan durasi kedip yang agak diperpanjang seraya bersyukur haru 'alhamdulillah'.

Kapan silvia bisa sujud takzim dengan derai air mata di tanah suci? Bertasbis, bersholawat, mengitari ka'bah, menyentuh hajar aswad, menapaki jejak-jejak perjuangan Rasul.

Kapan silvia bisa mencium haru kuntum bunga tulip? Menari berdendang bersama angin, berputar diantara burung dara, menyusuri sudut-sudut peradabannya.

Kapan silvia bisa keliling dunia dengan nyata? Tak lagi buku yang kubaca untuk menuntut hayal, tapi mata ini yang langsung menatap, hidung ini yang langsung mencium aroma belahan dunia, telinga ini yang mendengar kebisingan, kulit ini yang merasakan perbedaan, lidah ini yang mengecap cita rasa nergri itu.

Kapan?????? ?  ?   ?    ?     ?      ?       ?

Adakah Ia Temanku

Hanya sedang membutuhkan seseorang yang ikhlas meluangkan waktunya untukku, yang rela menyisihkan berat bahunya untuk bersandar, yang mau menjadi pendengar setia dan rahasiaku...

Aku dibatas lelah, aku diujung tanduk,
Meronta sok kuat padahal rapuh, tersenyum bahagia padahal pilu merenggut, bertutur asik padahal duka. Itu aku... aku yang selalu menutup diri dari keramaian, seolah berlari dari kenyataan.

Salahkah bila aku meminta satu teman? Yang hadirnya hanya untukku? Yang mampu mengerti maksudku? Yang rela berteman dengan gadis bengal sepertiku? Adakah ia?

Aku tahu, sujud pun bisa mengobati lebih dari apapun. Tapi aku pun manusia yang butuh interaksi langsung, satu pun cukup, satu pun mewakili, cukup seorang...

Kamis, 27 November 2014

Introspeksi diri

Adakah yang dikecewakan? Mundur secara perlahan? Adakah? Aku rasa ada yg berubah. sebab apa? Prihal yang mana?

Maaf jika banyak sebab, tapi sebelum kau pergi... kumohon kau jelaskan alasan itu, tinggalkan jejak untukku. Kalau pun tidak, adakah kesempatan?

Aku harus siap dengan segala resiko. Aku tau kau telah menilaiku berbeda, tapi sungguh pun bukan itu yang aku maksud, hanya untuk merancang kejutan. Kejutan untuk kau. Tapi mungkin salah strategi, atau mungkin aku yang telah salah memilihmu karena tak menilai kualitas diriku dahulu.

Aku harap, kepergianmu menjadikanku seseorang yang pandai ikhlas, tidak melupakan tapi melanjutkan langkah, menganggapmu seperti pertama kita bertemu-tak tahu, tak kenal, dan tak peduli-.

Rabu, 26 November 2014

Tanda tanya (?) Kenapa

Malam kusapa rembulan, manatap gugus bintang, harap-harap telah menggantung di langit :) -demi masa depan-.
Pagi kusapa mentari, menelisik celah-celah harap dari kanopi dedaunan, takut-takut ada yang tertinggal :) -demi hari ini-.

Lama aku mematut diri di depan cermin,
Berjinjit, berputar, sesekali melompat kecil.
Apakah hariku akan cerah?
Secerah mentari, sebening embun pagi, seindah mawar berduri.

Lama aku terduduk di depan cermin,
Tersenyum, merengut, dan tertawa.
Apakah hariku akan menyenangkan?
Seperti burung yang bersiul, kucing yang berlenggak-lenggok, penjaja sayur yang melantun parau.

Begitu banyak pertanyaan mengganjal, (situasi bimbang). Seperti berlari dalam gelap, inginnya, tapi terhalang resah-tertabrak, tersangkut, terjerambab- karena lari dalam gelap.

Hanya untuk dan hanya demi terlihat menyenangkan di depan si dia 'Tuanku'. Hihi, ahh payah sekali kasus ini. Mengkerdilkan jati diri sekali, kukenal pun tidak. Dia, sudah menghantui hari-hariku. Kedatangan yang tak diundang tapi menjadi tamu spesial.bodoh. hahaha

Suaramu sepenting bahan bakar, yang mampu memacu semangat dan mengasilkan energi. Terbayang, senyum itu yang bila menatapku, emotic itu yang kau kirim, pesan itu yang mengambang untuk kukejar. Tuuh kan, seperti mengigau.

Minggu, 23 November 2014

Segenggam Cinta

Ketika 'sebab' yang kau sebut itu adalah 'cinta', dan berubah menjadi tanda tanya besar dalam hidupmu. Apa kau akan menyalahkan kehadirannya?

Dulu kau sebut 'cinta' adalah keindahan tersendiri dan tak semua orang mampu menyamakan keindahannya, lantas sekarang kau merasakan pesakitan cinta. Apa kau akan menghujat orang-orang yang telah membuatmu cinta? Dan membiarkannya terkulai luka sebagai rasa dendammu.

Kau pernah bilang padaku bahwa cinta tak harus memiliki, tapi mengapa saat ini kau menangis tersedu sedan lantaran cinta yang kau miliki kandas dipertengahan jalan. Bukankah itu maksud dari cinta yang tak harus memililiki?

Kau mengajarkanku tentang sejuta cinta yang indah saat kau merasa bahagia, kau pun berharap padaku agar bisa merasakannya. Bagaimana mungkin aku lakukan, saat hendak melangkah, tiba-tiba kau bangunkan aku dari cerita indah cintamu dengan berderai air mata. Apa masih bisa aku percaya bahwa 'cinta'benar indah adanya? Apa arti air matamu?

Mungkin saat itu kau terlampau bahagia, hingga lupa bagaimana rasanya sakit, jatuh berdebam, terbanting, hanya oleh satu kata --> 'cinta'. 

Bagaimana dengan aku? Yang hanya bisa memandang air matamu tanpa mampu mengobati luka itu. Aku bukan tabib cinta, aku tak pernah merasakan kesejaitan cinta, meski aku pernah tahu bagaimana cinta itu tumbuh begitu saja.

Lalu, apa pesanmu saat ini untukku? Apa kau akan berkata "jangan sampai kau jatuh hati, karena jatuh memang sakit adanya." Atau "kau harus tahu bagaimana rasanya, biarlah waktu yang jadi teman ceritamu kala cinta itu berbunga dan berguguran sekalipun." Atau "jaga hatimu, bila tak siap dicintai dan mencintai."

Hai kau, rasanya aku terlampau dewasa dengan adegan cintamu. Aku pun punya cinta, tapi dalam diam dan senyapnya malam. Aku ingin menjadi seperti Fatimah yang mencintai Ali tanpa ada sesiapapun yang tahu kecuali Tuhan, sekalupun iblis-dia tak tahu cintanya Fatimah-

Terima kasih atas ceritamu...
Akan kujadikan tameng dan perisai
Terima kasih...

Sabtu, 22 November 2014

Untu(k)mu dari(k)u

Untuk engkau yang selalu aku sebut namanya dalam doaku, terima kasih telah mengingatkanku setiap waktunya. Bukan main, dalam diam pun ku sebut engkau dan berharap Tuhan mengabulkan doaku, semoga kau selalu baik teman.

akan selalu kuingat jasa dan budi baikmu, akan selalu kukenang tiap detik waktu itu, semoga Tuhan selalu bersama disetiap langkahmu.

Sekali lagi aku ucapkan terima kasih dengan tulus, semoga kelak jika hidup ini telah berakhir kita depertemukan di surgaNya. Aamiin

Selasa, 18 November 2014

Sebenernya gw butuh temen cerita, tapi gw sadar, kalau gw terlalu pengecut buat cerita. Gw rasa belum pantes diumbar. Ternyata diemnya gw selama ini mulai mendekati titik jenuh, tiba-tiba berasa semuanya suram dan ngga mungkin terjadi, doa-doa gw melemah tanpa sebab.

Mungkin gw bergerak lebih cepat dari waktu, ngga ngukur jarak, dan ga pake mikir lagi. Tiba-tiba gw buntu yg entah dimana sekarang. Gw udah terlalu jauh lari, dan gw baru sadar ada tikungan yg gw belokin.

Hampir tiap malam mimpi-mimpi itu menyadarkan gw, rasanya merenung aja ga cukup, gw berusaha bangkit tiap malam, tapi... mungkin hati gw lagi digandrungi mahluk lainnya. Gw cuma bisa berharap disela-sela waktu.

Rasanya berat banget Tuhan...
Silvia butuh suara nyata yang tanpa harus diungkapkan dulu apa yang silvia raskan, meskipun itu ngga mungkin terjadi.

Gw terlalu introvert sama lingkungan gw sendiri, gw sadar itu ngga baik, bahkan gw sendiripun kadang ga tau sama apa lagi gw rasain. Sebenernya emang ngga nyaman, tapi gw  terlalu pengecut buat jujur....

Senin, 17 November 2014

Hatikah? Perasaankah?

Hati mengahantarkan langkah ini yang terus menapak. Bersanding dengan pikiran yang mendalam, menerka tentang masa depan.

Nanum, ketika pemilik hati ini telah menutupkan pintunya dari kebaikan, masihkan kebaikan itu akan terjamah dengan serta merta? Masihkah langkah ini tegap kearahnya? Entahlah...

Bilakah hati ini kosong, kosong pulakah kelak hidup ini?

Bukan, bukan hati yang sesungguhnya, tapi perasaan.... perasaanlah yang menuntun kita menebar tabir waktu yang belum terungkap. Lantas apa... apa wujud dari perasaan? Aku tak sanggup menerka bentuknya, tak tahu...

Sepenggal kalimat penyemangat yang mungkin berkekuatan untuk melanjutkan hidup. "Energi akan mengalir kemana hati diarahkan" begitulah pesan dosenku beberapa saat yang lalu.

Lalu...
Dimanakah perasaan itu diletakan? Karena hati hanya organ.
Seperti akal dan otak...

Minggu, 16 November 2014

Hanya un(T)uk Tuan

Hanya untuk mendulang rindu,
Hanya untuk menuai kasih, dan sungguh
Hanya untuk merenda cinta.

Kamis, 13 November 2014

Kedatangan Pelangi

Kedatangan pelangi, setelah awan hitam menggelayut di langit biru, yang indahnya akan nampak setelah gelap kesenduan. Sejatinya bukan sendu, tapi anugrah yang terselubung dari Tuhan kami.

Kedatangan pelangi, setelah gelap menyapa begitu lama. Terpancar dari bulir-bulir mutiara langit dengan sinar mentari.

Kedatangan(mu) pun seperti pelangi duniaku, Tuan. Indahnya menggetarkan alam, bahkan waktupun cemburu padaku, mencoba mencari-cari perhatian agar luput darimu. Kau tahu Tuan? Semua ini kusebut anugrah, mungkin kau tak mengenali atau menyadari, tapi penerima akan selalu mengingat siapa pemberinya. Tuan, doaku menyertaimu disetiap malam panjangku. ^_~

Teruntuk Tuanku

Haru yang entah apa namanya, bisa sesal bisa bahagia, rumit sekali untuk diekspresikan dalam nyata. Yaah, ini aku... aku yang terkejut dengan perubahanmu yang begitu tiba-tiba, mangapa setelah kepergianmu yang mendadak, lagi, kau datang dengan senyum yang baru? Kau pikir aku senang? Kau pikir ini adalah sebuah kejutan? Tidak Tuan, tidak. Bahagia yang semestinya bisa luruh dalam sekejap bersimbah air mata.

Selama ini, aku diam bukan tak perduli, aku menunggu... menunggu dengan penuh pengharapan darimu, tapi apa balasannya? Bahagiapun tak kau sebut.

Maaf, atas kebodohan perempuan tengil ini, Tuan. Mungkin hati yang selalu jadi peran utama, telah mengenyampingkan akal rasional. Maaf, atas perasaan yang tak semestinya ada seperti ini.

Tak apa kau berbeda, lagi akan kukaji sabar itu. Lagi akan kukejar doa-doa itu, lagi akan kunafikan hatiku. Maaf, telah mencintaimu dalam sekejap. Maaf, telah mengagumimu dalam diam. Aku sadar, Tuanku bukan siapa-siapa lagi saat ini. Selamat jalan Tuan, salam rindu dari hamba.

Senin, 10 November 2014

Cinta dalam Diam

Masa itu, adalah ketika aku bahagia denganmu dalam tawa meski jarak tak terukur oleh perasaan, dalam maksud yang terselubung, dan saling tidak mengenali prihal masalah apa ini sebenarnya.

Dan ketika itu, kau membawa sejumput kuntum mawar merah pertanda kasih dengan lisannya, tanpa dilihat mata, namun didengar telinga, dan dirasa oleh hati.

Siapapun, akan mengartikan 'ini' adalah "cinta dalam diam". Tak bersua dan tak berkata, namun alurnya seperti air di hilir, berdoa, akankah sampai ia ke hulu...

Sabtu, 08 November 2014

Bocor

Saya, amat sangat heran dengan tingkah gadis pongah macam anda. Heh... apa lagi si yang anda cari dari saya? masih penasaran sama pribadi saya? masih ngga percaya sama saya? sebegitunyakah anda ingin menguliti hidup saya? Sungguh rajin sekali anda, seperti tidak ada kesibukan lain saja. membuat praduga sesuka hati, menyisir semua waktu tanpa fikir, heh... anda lupa dengan pepatah lama "mulutmu... ha,ri, mau, mu." 

Lama-lama gw muak juga sama lo. 
harus berapa kali si saya bilang kepada anda, bahwa saya tidak berstatus dengan se-siapapun. kenapa si masih aja risih sama hidup orang. Hidup lo ngga tenag ya mba? Lo ngga usah takut mba, secuek-cueknya sikap gw, doa gw masih baik buat lo. "semoga lo cepet married sama cowo semacamnya" mau secepet kilat juga silahkan. Mba, gw ngomong kaya gini juga gara-gara lo yang mancing, coba lo ngga usah dateng lagi dihidup gw, ngga usah sosoan kepo sama apapun tentang masa lalu gw, gw ngga akan ngomong sekasar ini kok. 

Gw block sana block sini, masih aja lo bisa nyari celah buat ngehubungin gw. Idih ampun deh, wkwkwk, maksudnya apa coba? sebegitu perhatiannya lo...Tenang aja kali gw juga ngga minat sama seleranya situ. Terima kasih sudah mengisi cerita hidup saya... Tapi lucu juga, berkat adanya lo hidup gw berasa banget fluktuatifnya, emang sii ngga penting, tapi lucu aja buat diketawain. hahaha... Aduuh ampun ya jahiliah banget si gw gw gw *nyindir.

yaa, gw sadar lo ngga bakalan baca postingan ini. yaa, gw juga ngga peduli-peduli amat si mau lo baca kek ngga kek, setidaknya gw puas ada wadah tempat cerita, walaupun emang ngga tepat. Bodo amat... kepalang sensi gw sama lo mba. Harapan gw... 'semoga ngga ada lagi orang macem anda di dunia ini, semoga lo ngga ngehubungin gw kalau cuma mau ngomong kaya orang pinggiran gitu, semoga anda diberi kesibukan supaya lupa sama hal-hal ngga penting kaya tingkah lo sekarang, semoga anda ngga mancing-mancing emosi saya lagi mba... mau lo pamer-pamer kemesraan sama cowo semacamnya juga gw udah muak kalu yang ada gw butuh plastik buat muntah, haha. semoga anda adalah orang yang disemogakan oleh kekasih semacamnya, semoga... ahh sudahlah, nikah aja si mba, biar ngga repot-repot, kaya jemuran digantung. 

Jumat, 07 November 2014

Untuk Anda yang Tak Saya Jawab Pesannya

Hei anak muda... 
hahaha :D pelik sekali nasibmu nak, saya sampai terpingkal-pingkal baca pesan singkat itu. haduh... haduh... hari gini masih dibuat pusing sama "pacar"? OMG, udah ngga zaman kali, kalau pacarnya aja bikin pusing dan rebet kamu ya ngapain masih berlanjut. putusin aja sekalian, emang kamu ngga punya kegiatan lain gitu selain mantengin si 'baby huwi' kesayangannya itu? Kassiaan... masa mudamu tidak akan panjang nak, jangan disia-siakan.

Sejujurnya, saya dari pagi bahkan kemarin-kemarin sudah berniat untuk tidak mengisi kolom blog hari ini, tapi sesore tadi, saat saya bangun tidur 'haha' dikejutkan oleh pesan misterius anda. Entah ya, rasanya malas sekali menanggapi, jadi deh kepikiran buat nge-blog. Gimana ngga shock bangun tidur baca pesan anda yang menanyakan kabar 'pacar' anda sendiri. hahaha, "salah alamat... salah alamat... salah alamt..." jangankan nanya 'itu', jika anda bertanya "apakah nama kekasihku ada dalam daftar doamu?" dengan tegas saya jawab TIDAK ADA ANAK MUDA !! mungkin pujaan hatimu sedang bermain petak umpat di pasar induk. :p

Ironis...
Saya tekankan sekali lagi ya anak muda, "tidak ada seorang (lain) pun yang ada dihati saya secara spesial seperti anda, saya sudah semester lima, sedang sibuk-sibuknya kuliah dan private, tak sempatlah berfikir untuk menambatkan hati pada siapapun, saya rasa belum saatnya. Mencintai dalam diam dengan doa-doa malam lebih indah ketimbang seperti yang anda lakukan. Saya punya murobbi, tidak akan saya menghianati pesan-pesan indahnya, saya punya prinsip dan niat baru, tidak akan semudah itu saya selewengkan. Jadi, jangan lagi bertanya pada saya prial hubungan anda dan masa lalu saya, itu masa ketika saya jahilliah. hehe..."

ini saya CoPast dari beranda facebook saya, semoga anda membaca dan terus memperbaiki diri. Selamat malam anak muda :) salam sejahtera...

"Bang Tere, kalau saya nggak pacaran, tetap menjaga diri, memilih belajar, memperbaiki diri, apakah Allah beneran kasih jodoh yang baik buat aku?
Yakin, Dek. Yakinlah. Allah tidak akan pernah menyia2kan kita. Tidak akan. Jikalau di ujung cerita, kita tidak memperolehnya, maka Allah sungguh punya rencana yang lebih menakjubkan.
Kita harus sungguh percaya agar sebuah keyakinan itu seolah memiliki sayap indah yang kokoh. Dan kita bisa terbang menyaksikan betapa cemerlangnya keyakinan itu.
*Tere Liye"
S

Selasa, 04 November 2014

Ngawuuur

Ini bukan hobi apa lagi kebiasaan, tapi cuma kebetulan aja. Bukan juga curcol apa lagi sengaja cari sensasi, bukan. Cuma iseng...
*emang 'ini'-nya apa?* hihi... "tulisan tak bertuan". Bukan karena ngga jelas pengarangnya, justru yang ngga jelas adalah tujuannya untuk siapa. Hehe, bisa diliat dari alurnya yang sembrawut, bahasa yang campur aduk, ketikan yang sering salah, memang jelas tak bertuan. Haha

'Tapi kenapa si tulisannya galau terus?' Naah. Si empu bilang, sebenarnya galau itu indah, banyak inspirasi berarti banyak cerita juga. 'Tapi kenapa harus galau, kan cerita indah lebih menginspirasi? Apa jangan-jangan emang empunya tukang galau dan pengalam pribadi abis tu karna ga punya temen curhat jadi nge-blog ga jelas?' Haha... bisa aja, ngga juga kok. Yaah... beberapa ada yang sungguhan, tapi mayoritas ngarang bebas, lagi kepikiran tulis, sayang aja gitu kalau cuma difikirkan. Tapi, emang iya si dasarnya si empu, lebih suka cerita galau. Ga tau kenapa. Haha

Sebenernya sayang aja si, kalau ada secuil bakat ga di asah. Ga akan jadi apa-apa. Niatnya si empu pengen belajar nulis bener-bener tapi ngga tau kenapa adaaa aja alesannya untuk katakan 'udahlah nanti aja' #parah. Kepikiran sii buat bikin buku. Tapi... ya tapi lagi. Haha

Ok, malam ini kita buka-bukaan. Nama.a sisil, remaja labil di fase dewasa awal. Haha, kadang A kadang B, dalam hal apapun. Namanya juga labil. Tujuan buat blog cuma buat ngehibur diri, sama napak tilas, hehe... setidaknya kalau udah nenek-nenek bisa nostalgia :). Di umurnya yang ke-19 ini masih aja sibuk nyari jati diri *terlambat ga siih?* :D mulai dari pergaulan yang entah mau kaya gimana akhirnya, pendidikan, sampai cita-cita masa tua yang seperti apa dan dengan siapapun masiih dalam tanda tanya besar. Haha, masa penjajakan hidup.

Eventnya ga pas, besok kan masih ada uts... ya sudahlah kita tinggal kan. Hehe

Senin, 03 November 2014

Pertarungan ke(ego)an JIwa

Berkelahi (lagi) aku dengan diri sendiri. Mengapa begitu mudahnya aku terjebak dan terpancing amarah, hanya mengulam kebahagian yang sejatinya adalah sendu kelabu. sebodoh itukah hatiku merasa? Niat berlari, nyatanya hanya berputar ditempat yang sama. Niat berubah, nyatanya hanya sanggup bertahan. Niat ini, niat itu… semua hanya sebatas niat yang hansilnya nol (0). Yah ini salahku, kau tak pernah tahu apa yang terjadi. Salahku yang tak melibatkanmu dengan yakin, salahku yang telah mengartikanmu sesuka hatiku, salahku yang berharap dahulu.

Aku sadar kita berbeda faham, aku sadar kita berbeda sandaran, tapi kita masih dalam satu keyakinan! Aku tahu ini ide gila, bukan, ini bukan ide, tapi ‘celetukan’. Tapi menafikanmu dengan sebenarnya begitu sulit, menyatakan keadaanmu saja aku tak sanggup, apalagi bila harus aku melibatkanmu. Mungkin kau hanya akan diam membisu, tercengang dengan tatapan hampa, berdiam layaknya patung, bahkan mungkin sampai kelopak matamupun lupa untuk berkedip, tak percaya dengan aku, tak percaya dengan kejujuranku.

Ini hanya ungkapan lelah yang menjijikan dimatamu. Bukan hanya padamu seorang, mungkin lelah ini sudah komplikasi. Semua berebut memasuki jiwa, berharap bisa mengendalikan diri dengan sebenar-benarnya, yang padahal ‘itu egois sekali’. Lantas… apa yang harus aku lakukan sekarang? Meski ini hanya ungkapan lelah, tapi sungguh ini menyakitkan.

Selama ini aku hanya menunggu waktu, menunggu kau bicara, menunggu kedatangnmu, menunggu keberanianmu, menunggu kau serius, Tuan. Sungguh! Aku menunggu. Kini aku sudah berdiri diujung kejemuan, lelahpun sudah mengakar, tapi mana hasilnya?! Kau tak pernah ada nyatanya. Aku tak pernah mengatakanmu pecundang, aku tak pernah memintamu datang, aku tak pernah merajuk untuk serius, tapi… aku hanya menunggu kesadaranmu, aku hanya mengujimu dalam diam, menguliti seberapa besar kau menerimaku.


Nyatanya ini hanya egokuku, benar-benar hanya egoku. Pencipta virus, tapi mati oleh virus yang dibuatnya sendiri.

Minggu, 02 November 2014

Pikirin Hati

Tarik ulur perasaan, kaya layangan aja, Lama-lama juga 'leap'. Hoho... makanya kalau belum siap buat serius jangan coba-coba. Serius bukan buat dicoba, alias nyoba serius, itu fatal looh. Kalau bilangnya nyoba serius taunya ditengah jalan mengalami fase titik jenuh, yakin masih sanggup bertahan? Hihi

Tapi, buat kamu yang rencananya mau serius ternyata kena tipu mulut madu, sabar yaah... mungkin itu cara Tuhan ngasih peringatan supaya kamu lebih hati-hati. :) tenang... Tuhan ga pernah ingkar sama janji-janjiNya. Maka dari itu, utamain Tuhan dihati, supaya ga ada beruang madu lagi yang masuk. Haha

Seperti kata orang patah hati pada umumnya "akan tiba saatnya kok". Jadi, buat kamu kamu yang punya hati, siapkan satpam sama tombak supaya ga kemasukan maling. Dibukanya nanti saja kalau resepsi udah di depan mata, janur kuning udah melengkung, prasmanan udah tersedia. Nahh bukan beruang madu lagi yang masuk. Jahaha. Sabar, karena yang sejati itu ga gegabah...

Untuk kamu para pemuda pemudi yang terlanjur ada di zona nyaman bareng si fulan atau fulani, pikirin lagi deh... bayangkan kalau kalian udah pacaran bertahun-tahun terus nikah... "asiik" tapi kan beda guys, sama orang yang nimbun perasaannya terus merasa sudah tiba saatnya dia gali. Woow... pasti rasa syukurnya itu tidak ternilai dan tergambarkan oleh apapun. Apalagi kalau kalian mahluk berTuhan, hehe... pasti punya ajaran dan keyakinan dong.

Soo, jangan main hati kalau ga tau caranya. Jangan buka hati kalau ga bisa mawas diri. Jangan cari hati kalau ga siap tanggung jawab. "Mencegah lebih baik daripada mengobati". Hehe

Jumat, 31 Oktober 2014

Sejenak :')

Sejenak, berdiam diri menyusun siasat baru.
Tak perlu hal-hal mewah untuk menjadi lebih baik. Tak perlu mencari-cari alasan untuk mengatakan TIDAK atau YA.
Cukuplah sejenak berdiam diri, menelisik hingga alam bawah sadar kita, tanyalah: "siapa kita? Darimana kita? Hendak kemana kita? Mau apa kita?" semua itu sangat membantu untuk menjawab pertanyaan serupa' Bagaiman'.

Sejenak, sisihkan waktumu untuk merenung. Tak perlu lama, cukuplah sejenak meski 5 menit. Menangislah bila sesal, tapi jangan memaki. Tersenyumlah bila bahagia, tapi jangan sombong. Berjanjilah dalam sejenak yang berarti itu.

Sejenak, fikirkanlah tentang diri sendiri. Jangan biarkan dirimu disibuk dengan orang lain yang belum tentu Tuhan ridho. Bersandarlah pada yang pasti, bersujudlah pada yang Kholik, berterima kasihlah pada orang-orang yang telah setia menemanimu. Cukup sejenak teman....

Diatas Bimbang

Jika yang benar adalah benar,
Yakinkanlah meski tak terbata oleh indra
Jika yang salah adalah salah,
Beri aku kabar meski hanya imajinasi
Namun, bila keduanya ada diwaktu dan tempat yang sama, jagan biarkan aku terbuai dalam situasi tersebut.

"Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi." (Al-ankabut: 52)

Kamis, 30 Oktober 2014

Berat

Dan masa itu, tak lagi aku menapak, meski sekedar haru unuk bersua pun aku tak sanggup. Baiknya, aku adalah aku dan kamu adalah kamu. Agar tak lagi ada perkara dan dusta.

Bukan aku menyebalkan, bukan pula tak berhati. Saat ini aku hanya ingin bersemayam seperti ritual para tetua. Mencari dan menuai kebaikan baru. Aku hanya tak ingin maju apa lagi mundur dengan kisah yang sama. Melangkah tegap ke depan seorang diri dengan doa-doa baik, lebih bijak dari pada maju memanggul kelamnya.

Senin, 27 Oktober 2014

Selidik sedikit ceritanya

#astagfirulloh...
"Mungkin kesalahanku lebih berlipat dari kebaikan." Begitu gumam gadis mentari yang terjaga di pagi hari. Merutuki semua kekesalannya dimasa lalu, menikam dengan sekuat pengharapnnya pada hati kecil, menutup diri dari keramaian yang tak semestinya.

"Aku tahu, mengingatmu hanya membuang-buang waktu. Itu nothing. Tapi, anda begitu sulit pergi dari benakku, mengapa anda lama sekali bersemayam di dalam diriku? Tidak kah selayaknya dan sepantasnya anda pergi, bekerja, mencari penghidupan? " buruk. Buruk sekalu nasib gadis ini. Mungkin dia sudah berjalan jauh, jauh sekali dari ketetapan Tuhan. Padahal, jika ia sedikit lebih bersabar dan mawas diri, dia akan merasakan betapa nikmatnya dan indahnya jalan hidup Tuhan.

Harapannya kini tak muluk-muluk seperti dulu. Aku tahu apa yang dia mau "Tuhan, teman sejati, doa-doa baik, semangat baru, dan kekuatan untuk berubah maju." Yaah itu... gadis malang, perenung yang mahir, sedikit saja ia mendengar lagu melow dengan lirik penyesalan,tak kuasalah ia menahan air matanya.

"Maafkan aku... Tuhan, jika Engkau ridha dengan inginku, permudahlah, terangi jalanku, pilihkan dia padaku yang mencintaiMu." Hiburan semu gadis mentari hanya berpura-pura tegar di depan orang lain dan meyakinkan mereka bahwa mereka akan bahagia dengan cara baiknya. Sungguh pandainya dia menyimpan rasa dan mutup kemungkinan buruk.

Untuk engkau Gadis Mentari...
Bila saja kau tatap aku sejenak, disinilah akan kau temukan teman sejati itu, kau temukan kesamaan dan bersama mencari jalan keluar. Maaf, bukan tak sanggup aku menyapa dan sungkan berkenal denganmu, sungguh aku sangat mengerti perasaanmu. Hanya saja, aku ingin tahu seberapa besar reapon hatimu terhadap orang lain. Doaku tak pernah putus untukmu teman.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Tanpa Makna

Selamat pagi Tuan... apa sudah beraktivitas sepagi tadi? :) apa kabar dirimu? Aku tak sabar ingin jumpa, tapi ternyata tak semudah dulu. Mungkin kesabaran ini harus dipupuk lagi. Hehe, apa dengan puasa kah? "Yaah apapun caranya."

Rasanya waktu cepat sekali bergulir, belum ada persiapan tentang apapun. Tuan, aku butuh sekali masukan, tapi... "kenapa kamu tak juga pernah menyapaku? Kau seperti bisu bila aku yang meminta, kau hanya tersenyum dan bergumam, apa ada yang salah denganku?. Tapi bodoh sekali, masih saja aku menginginkan Tuan macam dia." Haha...

Memang "Tuan" ini tak bermajikan, tapi setidaknya Tuhan mengenali Tuanku. Mungkin ini hanya "cara" untuk aku belajar dan bersabar. Ya Tuhan... apa sikapku telah melampaui batas? Tuan 1, Tuan 2, Tuan 3, Tuan 4, Tuan 5, dan seterusnya bahkan hingga Tuan ke-1001 macamnya tak ada bedanya...

Ahh ya, mungkin Tuanku adalah kepanjangan tangan Tuhan yang dispesialkan. Hihi...
Yasudaah, kembali pada dunia nyata. Tutup dunia hayal, Selamat atas kehidupan !!

Berlari dari Hayal

Biarkan saja seperti apa adanya, mungkin hatimu telah lelah berharap pada yang keliru atau bisa jadi harapan itu terlalu tinggi dan tak sebanding dengan kualitas dirimu. Jangan lagi mencari, jangan lagi bertanya, dan jangan lagi menunggu, biarkan saja seperti apa adanya.

Karena di depan nanti kamu akan dihadapkan pada sesuatu yang tidak seperti apa adanya. Bersiap sejenak dan rancang dengan bijak penyelesaiannya, terlalu berharga bila terlewatkan. Percayakan saja semuanya pada Tuhan yang mengatur kehidupan ini.

Harapanmu begitu memilukan, usahamu pun begitu mengharukan. Semoga kau selalu dikuatkan, jangan tersangkut pada "perasaan niat" apa lagi terkekang dalam hayal semu. Kini saatnya kau kepakan sayapmu, waktu yang tepat untuk mengudara di dunia nyata.

Biarkan saja yang lalu seperti apa adanya, Anggap saja tak pernah terjadi. Kau tatap cermin itu, kau lihat dengan mata, hati, dan fikiranmu. Dia begitu suci bila ternodai dengan omong kosong kejemuan, dia terlalu muda untuk bertaruh harap pada merpati putih, dia masih butuh penopang untuk menguatkan hatinya. Biarkan saja yang lalu seperti apa adanya, kasihan bila harus menahan luka baru.

Jumat, 24 Oktober 2014

Jumat ke-4 dan Pertama

Jumat. Seperti obat yang dapat menenangkan hati dan fikiran. akan selalu kusisihkan ruang dan waktu untuk Jumat yang tiada akhir...

Kajian baru, kenalan baru, dan kisah baru
Begitulah yang baru saja terjadi siang ini. Ada beberapa pertanyaan yang sangat membekas dan sulit sekali dijawab.
1. Apa tujuan silvia ikut kajian ini?
2. Apa silvia pernah pacaran?
3. Terus sekarang?
4. Kenapa?

Aaaah Tuhan, rasanya nista sekali pernah membuka hati untuk hal-hal yang biasa diera ini. Lebih karena malu... tapi menyesal pun sudah tak berguna lagi. Hanya bisa menatap dan memperbaharui niat.

Ya Tuhan...
Semoga aku selalu Engkau dekatkanku pada mereka yang mendekatkan diri padaMu, hingga aku bisa lebih dekat denganMu. Aku mohon, jaga niat dan imanku. Aamiin...
Ini sangat berarti.

Kamis, 23 Oktober 2014

Allah, Aku, dan Kamu

Kutipan dari bukunya SOBAT LOVERSH

"Untuk engkau yang selalu menghantui,
Aku berhenti mencintaimu...
Sebab, cinta telah berbeda.
Cinta bukan lagi alasan untuk aku bertahan disisimu.
Cinta kini menjadi alasan mengapa aku melepaskan cintamu.
Sebab, cinta semestinya tidak membuat kita kecanduan untuk saling menyakiti.
Sebab, cinta semestinya saling menghormati.
Sebab, cinta kita tak lagi menjaga apa yang telah kita miliki.
Sebab, cinta kita lebih berhak untuk saling membahagiakan."

Rabu, 22 Oktober 2014

Cerita di penghujung malam

."Aaaaaaaaaaaa..."
Jeritan kesunyian... kali ini bukan lagi sandiwara, apalagi sok tegar, galau akut, ataupun kasmaran and the genk. Ini bener-bener piyuuur banget curhatannya si empu blog. Bukan curhatnya orang iseng ataupun lagi iseng-iseng curhat.

Masalah oh anda... menjadi beban tersendiri dalam hari-hari saya. Diapakan ini diapakan lagi?? Memasuki titik jenuh. Bukan, bukan jenuh, lelah berkepanjangan.

Tuhan, maafkan hambaMu yang tengil ini. Yang tak tahu malu dan banyak menuntut tapi kurang bersyukur. Dulu aku pernah meminta "Tuhan, beri aku kesibukan, hingga aku lupa bagaimana nikmatnya istirahat. Aku hanya ingin menikam hati dan fikiranku tentang orang itu agar segeralenyap."

Dan sekarang, ketika semuanya telah didepan mata, dengan kesibukan dan tugas yang membludak beserta target dan jam-jam yang terpampang manis di mading kamar. Aku baru menyadari, bahwa cara melupan tidak harus dengan kesibukan tapi membiasakan menjadi normal seperti silvia yang dulu.

Aaaaaaaaa....
Tuhan, maafkan aku. Nista sekali, sungguh malulah aku, maafkan kesalahan ini Tuhan. Baiklah, kini aku hanya meminta untuk dikuatkan, disabarkan, dimudahkan, dan dilancarkan. Aamiin...

Senin, 20 Oktober 2014

Teringat Tuanku

Selamat pagi Tuan,
Lama aku tak pernah menyebutmu, maaf. :) apa sepagi ini kamu sudah bangun? Aku tiap pagi selalu terbangun, mengadu dan mengharapkan sesuatu lebih pada Tuhan agar hal indah menghampiri.

Tuan, terimakasih selalu mengingatkanku. Aku seperti berhutang budi padamu. Terimakasih telah hadir dalam harapan-harapanku, kau seperti penjaga pintu surga yang Tuhan datangkan untukku agar aku bisa melangkah atas penunjukmu. Tuan, anda sangat berjasa sekali... meski kau tak pernah menyadari hal ini. Terima kasih...

Mungkin sebagai balasannya aku hanya bisa berdoa yang terbaik untukmu, aku akan terus berharap kebaikan akan menyertaimu pada Tuhan. Kau tahu? Tersirat makna yang dalam dari penuturanmu. Aku ingin seperti itu jua, yang berarti bagi orang lain meski aku tak menyadarinya seberapa berartinyakah itu.

Selamat pagi Tuan,
Semoga harimu indah dan selalu dilancarkan
Tuhan...
Jaga ia kapanpun dan dimanapun :')

2 masih

Masih pantas untuk dijawab?
Masih menunggu yang lain.

Minggu, 19 Oktober 2014

Berat Sekali

Tuhan, jika memang kebenaran ini berpihak padaku nantinya, aku mohon kutkan hatiku dan sabarkan. Tapi, jika perjalanan ini masih panjang untuk kulalui, aku mohon dengan penuh kerendahan, rengkuh aku dalam naunganMu agar tak lagi aku berpaling kejalan yang berduri.

Sulit rasanya untuk berujar pada sesiapapun. Namun, tak kuasa pula bila harus aku menikam perasaan ini terlalu lama. Aku yang lemah, mencoba menguat dan sesekali lari dari kenyataan. Yang selalu merutuki diri sendiri dengan kekesalan yang sebenarnya tak berarti apa-apa.

kenyataannya. "INI HANYA ULAH HATIMU SENDIRI. KAU YANG MENCIPTAKAN dan KAU YANG MERASAKAN." Diam, jika itu yang terbaik dan hanya itu yang dapat kau lakulan.

Sabtu, 18 Oktober 2014

Jangan Geer

Jaga matamu...
Karena dialah sumber jendela duniamu
Jaga tingkahmu...
Diapun yang membuatmu dinilai orang lain
Jaga perkataanmu...
Khawatir mengundang hal-hal yang tak diinginkan
Terutama jaga hatimu...
Karena hati bagaikan gudang tempat menyimpan segala hal. Meski akal yang berfikir, tapi hati yang mempertimbangkan.

Jika kamu sampai lalai menjaganya, bebanmu lebih berat. Jangan-jangan menjadi gadis geer yang memilukan, cukuplah Tuhan yang tahu hatimu dan doamu.

Kalau kamu merasa benar, tapi disisi lain masih terbesit keraguan, itu pertanda besar anda memang hanya tersipu (alias geer) hati-hati looh dengan penyakit ini. Meski tidak mematikan, tetap ada resiko jangka panjangnya. Bisa saja kecewa berkepanjangan sehingga menurunkan kepercayaan anda pada orang lain. Hehe

Eng(k)au

Seperti ada pertanda baik dari harapan-harapan ini. Seperti cahaya yang menelisik dedaunan . Seperti berlian diantara batu kerikil. Bisa dibedakan, tapi sulit diterjemahkan "mengapa bisa tiba-tiba?"

Duhai Engkau,
Sudikah bila masih menanti waktu? Bergelut sejenak untuk menjemput hari esok, bersama kita melangkah pada satu tujuan. Mengepalkan tangan saling menguatkan, merengkuh dalam hangatnya kasih.

Duhai Engkau,
Bilamana hayal ini tercipta nyata, sudikah kau teguh hanya untuk satu dan itu aku? Meski kurang ini melampaui, meski lebih ini tak terbata, sudikah?

Duhai Engkau,
Mungkin ini lancang, mungkin bimbang, mungkin juga gamang. Tapi tenanglah, ini hanya ilustrasiku yang terus menerka-nerka. Kau tidak akan tahu...

Kamis, 16 Oktober 2014

Seperti Mereka

"Mereka" bisa dikatakan minoritas, tapi eksistensinya di kancah dakwah tak pernah putus, tak bosan untuk terus bersyiar demi agama, agamaku juga. Tapi tak jarang orang yang menghiraukan harapan mulianya.

"Mereka" adalah orang-orang hebat kebanggaan agama dan sekitarnya. Sayangnya, justru lebih banyak orang-orang yang memandangnya sebelah mata. 'Itu bukan alasan baginya'. Yang terpenting menanamkan jihad harus dari hati demi agama tanpa pujian lain.

Aku pun sama inginnya seperti "mereka" tapi, mengapa begitu sulit? *apa aku yang mempersulit diri sendiri?*, aku masih malu untuk bermetamorfosis seperti mereka *malu hanya timbul dari diri sendiri, bukan orang lain*. Intinya, aku butuh kerabat yang senantiasa membimbingku seperti "mereka", yang mengingatkanku, yang menguatkanku, yang membimbingku.

Rabu, 15 Oktober 2014

Haru

Event mengharukan tergambar jelas dihadapanku. Menggetarkan, menyeruak, hingga menyulap sibulir suci untuk menitih setitik demi setitik.

Sanggupkah aku bila menjadi sepertinya? Melangkah ke depan yang lebih maju, menapaki samudra kehidupan yang lebih hakiki. Tak lagi berleha-leha, tak lagi bermanja jemu.

Bila kelak itu terjadi...
Ahh Tuhan, berat sekali hadapi hayal itu.
Jangankan untuk itu, bahkan hingga kini aku masih terlalu takut untuk "siapa" dan hanya bisa diam dengan doa-doa pasrah.

PemiliK (ka)nya aku

Menanti, menata, menafikan
Kenyataan yang terlalu rumit untuk ditafsirkan maknanya.
Kenyataan yang terlalu rumit mencari benang merahnya.
Hanya menduga tanpa pengujian.
Dan begitulah akhir kesia-siaan

Selasa, 14 Oktober 2014

Pemilik Siapa

Bukan siapa-siapa
Siapa pun bukan dengan siapa-siapanya
Sesiapa itu menjadi senada dan seirama
Siapa pun siapa itu, akan tetap menjadi siapa .

Tidak tahu
Menjadikan siapanya untuk jadi siapa lagi
Satu, akan jadi kesatuan yang baru
Satu-satunya bagi siapa dalam hidup siapa lagi.

Minggu, 12 Oktober 2014

CC *Cuma Cumi (Curhat Mini)

Kayanya gw lagi tergila-gila nge-blog, haha. Sadar sii kalau tulisannya ga bagus-bagus amat, tapi puas aja gitu rasanya. Sadar sii topik pembahasannya juga belum jelas, tapi seneng aja gitu bacanya. Namanya juga karya sendiri. Suka ga peduli juga si sama respon orang, mau dibaca kek mau ngga kek yang penting puas. Haha, tapi syukur alhamdulillah ada aja respon baik dari orang-orang sekitar. :) thanks friends...

Kak dwita tuu, inspiratif banget catatan blognya bagi gw. Kereeen... banget cerita galaunya, sederhana tapi ngga murahan. Gw pengen bisa juga kaya dia. Tapi dalam fersi yang berbeda, misalnya, kalau kak dwita tentang cerita cinta galaunya, kalau  gw lebih ke sajak aja. Habiis, gw ga pinter kalau ngerangkai kata panjang-panjang, terus bosenan juga lagi kalau ga kelar-kelar dan idenya mandek. Hahaha, tapi gw pasti bakal belajar kok buat bikin narasi. :)

Padahal cocoknya ni blog buat educasi, kan gw mahasiswa keguruan bidang biologi, tapi ga ada satupun catatan yang berbau materi kuliah. Padahalkan lumayan bermanfaat kalau di share, daripada numpuk di kamar. Haha... parah, ga ada tertarik-tertariknya. :D

Ooiih, di kampus lagi banyak orang yang berseragam oreo. Kapan ya gw bisa lebih cepet kaya kaka-kaka itu. Sidang and than....... pake baju kebanggaam deh, wisuda. Ya ya ya, gw harus perbaiki ip kemarin, dongkrak dulu ipk.a setelah terjun bebas *menurut pribadi* kudu bisa terbang bebas sekarang. Wish on October :)

Terus sekarang, apa yang hatus gw omongin buat mengakhiri sesi kali ini? Hahaha, kan kan ga kreatip. Yasudahlah, intinya gw lago seneng nge-blog dan sekarang mau panjut nugas
Bye bye :*

Sabtu, 11 Oktober 2014

Jangan Bukan Sembarang Jangan

Jangan,
Jangan pernah lakukan lagi kesalahan itu.
Jangan pernah ungkit lagi masalah itu.
Jangan lihat-lihat lagi kenangan itu
Jangan hiraukan lagi kata-kata itu
Jangan ingatkan lagi janji-janji palsu itu.
Jangan campuri lagi dengan masa-masa itu.
Jangan bertanya lagi tentang semua itu

Sekali-kali jangan,
Hidupmu akan lebih berharga jika terus berbaik hati pada masa depan yang menjanjikan.
Masa-masamu akan terus berkurang, jika hanya melihat si lalu itu tak ubahnya dengan binatang, sia-sia.

Ratapi sesaat, bangkitkan setiap saat.
Berdamailah, bersabarlah, berbaktilah, berusahalah. Mencapai masa depan tak perlu dengan janji-janji serapah, LAKUKAN SAJA dan kau akan tahu.

Jumat, 10 Oktober 2014

Jumat Education

Jumat, menjadi rutinitasku untuk mengikuti kajian mingguan. Menjadi tempat dimana hati lebih bertaqorub ilallah, mengkaji amalan-amalan yang terlewatkan olehku, menemba ilmu yang banyaknya orang memandang sebelah mata, mengatakan "wow" padahal itu adalah bagian dari agamamu sendiri. Akan selalu ada hal kecil yang menjadi hikmah untuk diamalkan. Meski hilaf dan rasa malas juga menyertai, jangan menyerah, selagi kita masuh berusaha Tuhan akan menolongmu.

Pesan singkat dari murobbi:
1. Jangan sampai kita hanya tau shalat, ngaji, dan puasa saja. Diluar semua itu masih banyak amalan yang patut dilakukan dengan syarat "niatkanlah lillahita'ala"
2. Banyak-banyaklah berkisah tentang rasul dan para sahabatnya, agar bertambah keimanan kita.
3. Tanyakan pada dirimu "amalan apa yang tidak pernah kau tinggalkan barang sekalipun?" Lakukan! Karena amalan itulah yang kelak akan menjadi syafaatmu. Pintu syurga akan membuka untuk kau masuki.

Aku akui, berkata lebih mudah daripada mengamalkan. Tapi berdiam diri tanpa tindakan lebih menyakitkan daripada tidak bertindak sama sekali, karena apa? Penyesalan yang akan menemaninya.

?! ?!

Entah ini apa namanya. Dibilang benci tidak, dibilang rindu pun tidak begini,  apalagi kau sebut ini cinta, sama sekali bukan. Rasanya baru pagi tadi aku post diblog sekedar berbagi semangat, Tapi sore ini aku jadi loyo yang entah karena apa sebabnya.

Tuan, apa kamu sedang sibuk? Maaf jika mengganggu. Hanya ingin berbagi duka, aku butuh semua solusimu. apa kau sudi mendengarnya? *imajinasi semu semu semu* Lupakan.

Ini tentang seseorang yang aku hormati, tapi melukai. Bagaimanapun aku tak mungkin sok berlaga dewasa dihadapannya, tapi aku tak sanggup bila harus terus berdiam diri, perih. Apa aku teramat berdosa padanya?? Tuan, apa aku nakal? Ajari aku menerima dan bersabar dengan hati yang tulus.

Tuan, katakan padanya bahwa aku rindu dengan ketenangannya dan aku pun pilu dengan tudingannya. Maaf jika menyakiti, aku hanya gadismu yang kau lihat.

*for you papah*

Kamis, 09 Oktober 2014

Apaan niih pagi-pagi??

Selamat pagi, semoga berkah pagi untuk kita semua :). Apa rencanamu di Jumat ini? *kepo dh* yaa apapun deh, semoga Tuhan selalu menyertaimu. Aamiin...

Agak ga niat juga sii buat ngepost pagi-pagi begini. Hehe, cuma iseng- iseng tak berhadiah. Tapii ya... gitu deh, aku cuma kangen aja sama si empunya kangen.  *happasisil*. Aneh yaa... terkadang orang galau itu lebih bijak menasehati si galau lainnya daripada dirinya sendiri. Like me, haha. *munafik ga sii?*

Ada sejumput doa yang selalu tersemat dalam sujud malamku--Untuk dia, pengisi doaku disiang dan malam. Hehe :) mungkin tak pernah tahu apa lagi sampai menyadarinya, tak apa, ini memang masih jadi rahasiaku dan pemilik hatiku--rasanya tenaaang banget kalau udah bicara tentang dia dihadapan-Nya. *serius* ahh sudahlah, lama-lama bisa bocor.

SELAMAT BERAKTIVITAS KAWAN... ♥♥

Selasa, 07 Oktober 2014

Cuplikan Nasihat untuk Sahabatku

Sedikit masukan untuk sahabatku yang bernano-nano karena cinta. Cekidooot :p

"Kawan, mencintai seseorang memang tidaklah mudah, apalagi bila harus melepas seseorang yang kau cintai.

Tapi percayalah kawan, jika dia memang tak memperjuangkanmu lagi, lepaskan saja. Kau berhak memperjuangkan seseorang yang pantas kau perjuangkan yang rela menerimamu kurang dan lebihnya dirimu.

Jangan pernah katakan 'aku terlanjur mencintainya' kalimat inilah yang sejatinya telah terdoktrin dalam dirimu sehingga kamu tidak bisa lepas dari rantai deritanya, padahal Tuhan telah membukakan pintu yang lain ketika pintu yang saat ini kau pijak malah tertutup.

Bergeraklah! Berlama-lama dalam ketidak pastian hanya akan membuang-buang waktu. Buktikan saja padanya 'bahwa kau akan lebih baik dan membuatnya telah menyesal karena telah menyia-nyiakan orang baik sepertimu.'

Belajarlah dengan giat, bekerjalah dengan terampil, dan berdoa yang tak pernah putus. Masa depanmu lebih penting dari pada meratapi nasib cinta monyet ini."

2 minggu yang lalu

"Aku seperti luka yang disiram garam, perih, tapi tak banyak yang bisa kulakukan selain menangis dan merutuk pilu. Ketika dia kembali hadir dengan sosok yang baru dan membawa berita derita."

Sabtu, 04 Oktober 2014

Harapan Dibalik Senja

Senja ini menjadi saksi betapa inginnya aku perbaiki diri yang berlumur dosa. Lantunan ayat dan dzikirku sebagai harapan terindah agar Tuhan selalu merahmati.

Berada di lingkungan yang baik adalah bagian langkahku untuk menapaki diri, bersama wanita-wanita shalihah yang dengan tutur katanya begitu anggun, yang dengan himarnya begitu menentramkan, yang dengan keyakinan pada sujud malamnya begitu menenangkan, yang dengan al-qurannyalah sebagai rujukan dan petunjuk dari-Nya.

Ya Rabb, kiranya Engkau selalu mendekapku dalam rengkuhan karunia yang tiada seorangpun menandingi kasih sayangnya. Menjadikanku perhiasan dunia-Mu. Inginku, kau angkat dan Kau ampuni segala kenistaanku di masa lalu.

Ya Rabb, jadikanlah hati ini hati yang suci, dengan ayat-ayat-Mu, dengan asma-Mu, dengan puji-pujian yang hanya pada-Mu. Kau tentramkan hidup ini, Kau lapangkankan hati ini, dan Kau ingatkan bila aku salah ataupun ragu.

Ya Rabb, sungguh aku merasa tak pantas jika selalu menuntut-Mu dengan segala inginku. Hinalah diri ini yang lalai akan kebahagiaan namun ingat saat kesusahan. Maafkan aku Tuhan, semoga Engkau menghadiahkanku seseorang yang bisa menuntun jalanku hanya pada-Mu AAMIIN

Selasa, 30 September 2014

Pagi

Padat, ramai, dan bising. Beginilah jika aku berjibaku dengan pagi, meraung dihempasan jalan yang kecil dengan volume kendaraan yang tak sebanding.

Pagi, mendatangkan kisah untuk dimulai pertunjukannya. Aku, kamu, kalian, dan mereka adalah lakonnya. Lantas seberapa indahnya pagi yang selalu dijalani?

Aku selalu berharap pada pagi, agar hari itu selalu lebih baik dari kemarin, dan malam adalah peraduannya. Percaya aku pada pagi dengan kisah yang eksotik untuk dikenang dimasa yang akan datang

Hanya ungkapan tanpa hapusan :)

Sekedar berbagi, hanya ingin menulis segala yang tersimpan tanpa jenda dan membuat catatan ini semakin membosankan, yaah… pengungkapan atas kebosananku, bahkan jari ini hanya akan menari mengikuti perintah hati dan otak tanpa ada BACKSPACE ataupun DELET sekalipun, jadi wajar jika kalimat yang terurai tak jelas dan tak mengenakan.

Hanya sebuah ungkapan, meski kalipmat ini tak beraturan dan jelas tujuan tapi bukan sekedar omong kosog (bagiku) dan tak berguna, ini hanya ungkapan mungkin lebih tersamar dan terselebung. Tidak dikhususkan untuk seseorang ataupun sesuatu apapun, jelas saja ingi hanya ungkapan tanpa sedikitpun hapusan yang kulakukan.

Ini tentang aku… AKU
Siapa yang mengenal aku? Tidajk ada, hanya dan selain pengecualian untuk Tuhanku, dialah yang menjadikanku mahluk penghuni bumi. Apa lebihnya aku? Tidak terlihat, dan bagimu aku taka da apa-apanya. Tapi tetaplah si aku ini hidup berdampingan dengan alam yang menjadi pelipur dan pemnyirat hatiku.

Lelah! Yaah, aku lelah… bagaimana tidak, setumpuk tugas beserta recana melayang-layang dalam benakku. Belum lagi pekerjaan tambahan di luar rumah, tapi beginilah si aku hidup. Bagaimana aku menikmati kehidupan ini? Aku menikmatinya dalam kesendirian tanpa emosi 9(amarah) dan canda tawa sejkalipun. Aku hanya duduk diam termenung dengan mata awas memandangi area sekelilingku, karena bagiku ‘sendiri adalah waktu dimana aku, Tuhan, dan alam menyatu menjadi genangan kerinduan yang tak terbalas’.

Siang tadi, aku diuatnya terharu oleh buku cerita ‘Pesona Cleopatra’ Bukan Main… pandai sekali penulis itu membuat mata para pembaca tersihir untuk menitikan air mata meski setetes. Alur, penokohan, dan inti cerita yang dibuat telah membuatku terhanyut dalam duinia hayal. ‘jika aku menjadi sosok itu, sanggupkah?’ ‘jika aku mengalaminya, kuatkah?’ entahlah. Itu menyakitkan. Kau bisa membacanya dimanapun.

Malam tadi, aku melewati sebiauah pasar malam di tepi jalan, hatiku tergerajk untuk melangkah, tapi rasa di hati urung begitu saja melihat waktu yang semakin larut. Padahl aku sangat senang bila ada disana dengan kesendirian, aku ingin melakukan hal itu tapi orang tuaku sudah menanti di rumah.

Tak jelas, begitulah… seperti si gagu yang bernyanyi #tak jelas. Menurutnya lagu yang ia bawakan indah tapi berbeda dengan yang normal dan pendengar. Mungkin suaranya hanya sebuah kebisingan malam. Biarkan saja dianggap apapun, ingi hanya sebuah ungkapan yang tidak merajuk sama sekali ada siapapun. Hanya ingin melepas semua yang masih tersimpan padahal sebenarnya sudah tak berguna.

Aku heran dengan ratu, mengapa dengan mudahnya dia memerintah dan menguasia segalanya. Aku heran dengan apara pekerja, mengapa mereka mau banting tulang demi si ratu padahal ray ratu maksudku, tak memerdekakannya sekalipun.kay, katanya itulah simbiosis dalam hidup. *lupakan* sebenarnya apa lagi yang diinginkan si ratu ketika semuanya telah didapat? Apa dia tak pernah merasa puas? Atau mungkin dia sudah Tuhan tutup hatunya dengan kesombongan kekuasaan dan kemunafikan? Heran.

Apa artinya bila… .
Apa jadinya bila…
Apa gunanya bila…
Tuhan tidak lagi mencintaimu? Apa kau seperti ratu itu/ /?
Ungkapan yang semakin tak jelas dan tak berguna (bagimu) . hasrat hati ingin berhkata yang lebih keras dari ni, tapi urug begitu saja. Sepertinya kekuatan malam lebih menjanjikan dari pada para kacung-kacung bodoh yang hanya bisa berjanji diatas janji-janjinya. Kepalsuan menjadi topeng yang bisa digunakan dalam pementasan lakon kehidupan. Berjanji dengan sekeras batu karang hanya akan menyulitkanmu untuk berlari, permukaannya yang kasar membuatmu bisa terlka bila diberui tekanan lebih.

Percayalah, langit telah mencatat kehebohan janji dan senyum paslu anda, percayalah semua masih seperti sedia kala meski telah terbahkar kelihatannya. Tapi sejatinya yang hijau tetaplah hijau di belahan dunia lain (evergreen)

Jangan jadikan perias itu sambiyt yang kuat untuk bertahan dengan kondisi ekstrim, itu bukan hidup namanya. Tapi taka da yang melarang dengan undang-undang pasti selain tekad dalam nalurui dan nuranimu. Berlarilah untuk menang hingga kau bisa terbang menjemput kehidupan baru yang bergelimpangan kemewahan. Polesannya hanya menipu kekotorannya yang sebenarnya tak suci di ibadahi. Terlentaglah, terpejamlah, hiruplah udaranya, nikmati, dan katakana dalam hatimu ‘hidupku hari ini dan untuk masa depan, karenanya aku pinya maksudku pinta pada Tuhan untuk dikuatkan dan beri penerang dalam gua-gua umi (bumi).


Sekian

Minggu, 28 September 2014

Inginnya selalu aku

Inginnya selalu aku...
Tapi, pantaskah aku untuk tetap jadi keinginannya.
Sedang aku sudah mengotori kesucian niatnya.

Inginnya selalu aku...
Tapi, aku merasa berdosa.
Dan aku malu

Inginnya selalu aku..............
*stop sil, lo cuma banyak maunya tapi ga introspeksi diri*
Lelah berdebat dengan diri sendiri.

Jadi, pantaskah aku untuk jadi keinginanmu Tuan

Jumat, 26 September 2014

Juragan Eksis

kali ini tentang cowo narsis yang selalu majang di tempat duduk lapangan parkir. Entah, rasanya sudah lama sekali aku ingin bercerita tentang sosok itu, tapi selalu urung--lupa, malas, bingung, dan alasan lainnya-- dan baru sekarang aku cerita. 

Awal semester lalu kehadirannya sudah menyihir mataku untuk terus menelisik tingkah-tingkahnya, aneh memang 'kenapa dari sekian banyak mahluk hanya dia yang menohok pandanganku?' perawakannya yang tinggi, kulitnya yang hitam manis, rambut gondrong yang selalu dibondu, headset yang selalu tersumpal di kedua telinganya, dan tas kecil yang menyamping seperti bukan mahasiswa yang niat belajar. Sosok itu bukan siapa-siapa, bahkan untuk kenalpun tidak, apalagi diberi kesempatan untuk berkenalan pun tetap tak ada minat.

Siapapun namanya, sebut saja 'Juragan Eksis'. 
Hampir tiap pagi sebelum jam kuliah masuk si juragan udah mulai eksis.bukan hampir, malah tiap pagi. majang di tempat yang ALWAYS dia dudukin, pasti ada aja tingkah barunya. Dan itu menggelitikku untuk pandai-pandai menahan tawa 'yaa ampun nii orang bener-bener, kaya ngga ada hal lain aja yang lebih penting'. Sampai hafal siapa aja teman paginya, mulai dari se-gelas kopi hitam yang mengepul, gitar akustik, buku yang entah apa isinya, gadget putihnya, bahkan ada aja teman perempuannya yang bersedia menemani sekedar menembang lagu pagi. haha 'oh men, who yu are?'

Sungguh kawan, andai kalian memperhatikannya tiap pagi entah kesan apa yang akan kalian beri untuknya, sepertinya ini adalah bagian dari rutinitasnya, bayangkan saja dari semester satu sampai sekarang semester lima selalu begitu, jangan-jangan dia datang sebelum para OB bangun atau bisa jadi dia shoat subuh di masjid kampus. hahaha.

Ada sebersit kalimat yang sebenarnya ingin sekali aku tanyakan, "apa ini style lo kak, buat menarik simpati cewe-cewe keceh and seksi?" . Abis konyol banget, dan hampir tiap hari cewenya selalu ganti-ganti 'ohh men...' ini bukti ke-kepo-an alami yang ngga sengaja mekar. haha. kadang memang hal sepele bisa jadi ribuan pele yang sulit diungkapkan. 

 

Rabu, 24 September 2014

Sahabatku Raja Langit

Raja siang, sudikah kau menemaniku saat ini? Ada satu hal yang ingin aku ceritakan. Tapi, aku masih ragu untuk mengatakan semuanya, maaf jika cerita ini hanya membuatmu bingung.

Apa kau mengenal langit? Yaah, dia tuanku beberapa tahun yang lalu.
Mungkin ini lebih pada pertanyaan buka cerita. Hehe...

Apa tuanku masih tampan perkasa? sejujurnya aku ingin terbang kesana menjemput kisah lama untuk dibukukan. Tapi, lagi-lagi aku tak sanggup bila harus berjumpa, aku takut seperti mati berdiri dengan mata nanar melihatnya.

Raja siang, bumi semakin sesak. Aku disini senyap menatap langit tuanku, sampaikan salamku untuknya. Jangan sebut namaku di depannya, bilang saja dari melati biru.

Tak Terungkap (L)agi

Disinilah aku berada, bersama angin malam dan lantunan lagu kesayangan.
Disinilah aku terjaga, menyulam makna hidup yang sulit diungkapkan dengan lisan
Dan disinilah ketegaran hatiku terlahir.

Entah sudah berapa malam waktu yang telah kuhabiskan begitu saja tanpa makna
Mencari kepastian yang sejatinya hanya kekosongan dan ketidak pantasan
Sekeras apapun, tetap saja tak akan terungkap

Berdiri gagah, tapi pandangan kosong
Tersenyum manis, sejatinya terisak tak tertahankan
Terpejam lembut, padahal menangis pilu

Meskikah ratapan ini menjadi obat termashurku barang sesaat?
Tapi sakitya tak tertahankan, menghujam relung hingga kedasar ambang kekuatan
Berkilah pun ternyata hanya omong kosong.

Tengarai, Limbung dalam Kehampaan Tuan Langit
Melati Biru Merapuh, Mengarat hingga Terabaikan
Tuanku, Maaf Hanya Sajak Tak Bermakna.
Selamat Malam 

Sabtu, 20 September 2014

!!

Liar, kosong, dan murka.
Menguliti luka yang menganga lebar.
Mencungkil hingga dalam dan menyisakan putihnya tulang.

Suci, lemah, tak berdaya
Telungkup bersimbah darah suci
Merutuk namun tiada guna.

Masihkan kau terus berdiam?
Ketika kesucian menjadi liar
Ketika lemah semakin kosong
Engkau murka namun tak berdaya.

"Teriakan Kebisuan"

Minggu, 07 September 2014

Hati dan waktuku

Satu menit 60 detik, satu jam 60 menit sehari 24 jam, seminggu 168 jam. Dan seterusnya akan ada hitungannya, begitulah matematika menjadi sahabat kita.

Tapi pernahkah kalian merenung tentang waktu yang pernah terlewati? Apa yang kalian rasakan? Menyesal, senang, tidak puas, frustasi, dilema, semangat, putus asa, dan banyak lagi yang mungkin pernah kalian rasakan. Atau mungkin hal terekstrim adalah merutuki waktu dan memintanya terulang kembali. Berbicara tentang hidup memang sangat krusial sekali, sebagai mahluk sosial pasti pernah merasakan perbedaan ditiap waktu itu.

Aku, adalah mahluk yang dianugrahkan Tuhan untuk merasakan kehidupan di dunia. Aku, adalah masa lalu dan masa yang akan datang. Dan aku, adalah teman dari kesendirianku. Bercumbu dengan waktu, menantang keinginan hati, dan berharap keajaiban. Terlena dengan keadaan indah pernah aku rasakan begitupun dengan hal buruknya.sempurna.

Entah mungkin aku yang terlambat berfikir atau mungkin hatiku yang baru terketuk karena di ketuk. Aku merasa berslah dengan keadaan, aku merasa teramat berdosa pada Tuhan yang telah memberiku kesempatan, aku merasa amat menyebalkan bagi orang tua. Tapi, aku bingung dengan keadaan diri ini. Mengapa sulit sekali diartikan dengan kata-kata?

Wahai waktu dan pemiliknya, aku mohon setelah Kau buka hati ini Kau beriku penerang jua. Aku terlalu bodoh untuk bertindak jika beresiko besar, aku butuh penopang. Tapi dengan apa dan bagaimana? Aku berserah pada waktu, dulu dan nanti.

Selasa, 02 September 2014

Selamat Hari Jadi yang ke-5 Tuan Langit




Hai Tuan Langit, selamat hari jadi yang ke-5 tahun. Apa kabar kamu disana? Apa kamu juga sedang merayaka hari jadi kita? Hahaha. Itu tidak mungkin bukan?! Kamu pasti lupa dengan tanggal special ini, yaaah… hanya aku yang masih terus tergila-gila untuk merayaknnya. Tapi beda dengan kamu Tuan, mungkin saja disana kamu sudah punya tanggal spesialnya yang baru yang entah keberapa. Tapi untukku Cuma ada tiga hari special (ulag tahunku, ulang tahunmu, dan ulang tahun kita) keharuannya bahkan melebihi perayan tahun baru.

Tuan Langit, selepas kuliah tadi aku sengaja mampir ke toko bunga dan toko kue untuk mempersiapkan hari jadi kita. Perayaan kali ini sederhana saja, seperti tiga tahun kebelakang--karena kamu jauh dan tak mungkin aku hubungi malam-malam begini—hanya ada lima buah lilin kecil diatas kue tart, tiga kuntum bunga amaryllis, dan foto kita berdua.

“Tuan, Happy Anniversary… semoga aku bisa menemukanku lagi dari dirimu, semoga kau baik-baik saja, semoga kau tetap menjadi Tuanku yang gagah perkasa, penyayang, pengertian, pintar, dan tetap tampan. Tuan, apa kau tak pernah sedikitpun terpikirkan tentang kenangan kita dua tahun lalu? Apa semudah itu Tuan melupakanku? Tak ada yang bisa menggantikan posisi Tuan dihati ini, meski berkali-kali aku mencoba untuk mencintai orang lain, mencoba mengubur masa lalu kita, tetap saja aku tidak bisa. Meskipun ini terdengar gila, ‘sudah tiga tahun putus tapi tetep nggga bisa move on’. Tuan, apa kekasihmu saat ini sedang tertidur lelap? Aku ingin bicara denganmu, bisakah kita pergi berdua? Sejenak saja, meski hanya hayalan gila.

aku benar-benar rindu Tuan, maaf. Bagaimana tidak, terakhir kali kita bertemu hanya untuk mengucap kata perpisahan dengan alasan yang aku tahu kau buat-buat alasannya. kamu bilang aku selalu sibuk dengan kuliahku sendiri, kamu bilang aku sudah tidak lagi perhatian, dan kamu bilang bahwa kamu bukan orang yang baik aku harapkan begitupun aku dimatamu… tapi mengapa setelah dua tahun kita menjalin hubungan dan kamu baru menyadari kalau aku bukan seseorang yang terbaik. Dari sisimana anda memandangku Tuan, beritahu aku agar aku bisa memahami ketidak baikanku dimatamu. Tuan, bukankah dengan pesan singkat yang aku kirim, telfon, mention disosmed bukan menandakan bahwa aku perhatian? Atau jangan-jangan kamu menganggap tingkahku itu seperti spam yang mengusik mata?

Padahal, sejujurnya aku tahu semua rencana perpisahan ini. Aku tahu beberapa malam sebelum  pindah rumah, Tuan sedang bergandengan tangan dengan perempuan lain, tuan rangkul dia, tuan suapi dia dan mengelus wajahnya dengan lembut seperti yang pernah Tuan lakukan padaku. AKU TAHU TUAN MENDUAKANKU, HANYA KARENA TIDAK SANGGUP BILA HARUS MENCINTAI DENGAN JARAK. Setelah itu aku hanya bisa diam dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa sedang tuan menganggapku tak lagi  perhatian, menganggapku sibuk degan kuliah. Aku kecewa Tuan… aku tahu gadis itu lebih cantik, lebih tinggi, dan lebih segalanya daripada aku. Aku memang gadis yang bodoh perasaan.buta hati. Orang seperti Tuan masih saja aku cintai dan aku harapkan.

Haha… tapi ya sudahlah, aku memaafkan kejadian itu. Aku tahu kamu memang tak sepenuhnya mencintai perempuan baru itu, buktinya sudah berkali-kali ganti pasangan artinya itu bukan jodoh Tuan itu bukan orang yang terbaik untuk Tuan. Andai saja Tuan mencari kesetian itu kemari, aku pasti akan memberikan untukmu, karena aku mengenalmu leih dari sekedar dua tahun. Happy Anniversary Tuan.”

“Penatap Langit”